Mie Ongklok Mas Desta, Kuliner Berkelanjutan Khas Wonosobo yang Mendunia
Kalau bicara tentang Wonosobo, Wonosobo merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang dijuluki sebagai "Kota Seribu Gunung", karena dikelilingi oleh pegunungan yang menjadi daya tarik utama wisata Wonosobo. Dan kabupaten Wonosobo sendiri dikelilingi pegunungan diantaranya Gunung Prau, Gunung Pangonan, dan Gunung Pakuwojo. Selain wisatanya yang menyuguhkan pemandangan ada beberapa kuliner yang juga sangat menarik dan mempunyai ciri khas karena sulit ditemukan di tempat lain.
Saya dan Gunung Prau |
Salah satunya hidangan legendaris yang mampu menarik perhatian waktu saya yang pernah tracking ke gunung Prau dan mencicipi mie ongklok atau biasanya orang menyebut pasta Jawa.
Mie Ongklok ini hadir dengan tekstur mie pipih yang dipadu dengan kuah kental beraroma udang. Sajian ini semakin khas dengan pendamping seperti sate dan tempe kemul, yang menambah cita rasa unik kuliner Jawa ini.
Melihat peluang mie ongklok begitu digemari, orang-orang yang berkunjung ke Wonosobo, akhirnya Desta Hatmoko Adi, memanfaatkan peluang ini. Pada tahun 2015, ia memulai bisnis kuliner Mie Ongklok Mas Desta, menjadikan Mie Ongklok sebagai primadona hidangan lokal yang dibalut dengan inovasi. Secara historis, Mie Ongklok adalah hasil akulturasi budaya Tionghoa dan masyarakat Wonosobo, menjadikannya hidangan yang tidak lekang oleh waktu.
Desta terus berinovasi untuk memperluas akses hidangan ini ke berbagai kalangan. Ia menciptakan mie ongklok instan agar penggemar kuliner Wonosobo ini bisa menikmatinya dengan lebih mudah, terutama karena hidangan ini biasanya hanya tersedia untuk disantap langsung di tempat.
"Karena mie ongklok aslinya kan hanya bisa makan di tempat gitu enggak bisa dibawa pulang," jelas Desta.
Tidak hanya bisnis, Desta mengungkapkan tujuan lebih besar dalam perjalanannya. “Bagaimana bisnis saya ini bisa bermanfaat gitu, manfaat buat saya sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar, masyarakat gitu,” tambahnya. “Dan dari awal juga ingin mengenalkan mie ongklok instan ini ke dunia lah bahwa di Wonosobo ini di kota dingin ini ada kuliner yang legendaris dan unik, layak dicoba.”
Berkat modal awal sebesar Rp350.000, bisnis ini kini berhasil meraih omzet hingga Rp50 juta hingga Rp200 juta per bulan, serta membuka lapangan kerja bagi 20 orang. Prestasi Desta juga mendapatkan apresiasi, dengan dianugerahi SATU Indonesia Awards dari PT Astra International Tbk, pada tahun 2018.
doc, Mas Desta |
Awal Mula Menjadikan Mie Ongklok Instans
Pria kelahiran Wonosobo 41 tahun lalu itu, mengaku tidak pernah berpikir bakal usaha kuliner. Pasalnya, setelah menyelesaikan pendidikan SMA tahun 2011, dia hijrah ke Jogjakarta kuliah Diploma tiga jurusan Teknik Mesin di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Setelah lulus pada tahun 2004, memilih bekerja di Kota Gudeg di perusahaan bidang periklanan pada bagian desain grafis hingga tahun 2006. Kemudian tahun berikutnya banting setir, bekerja pada CV. Rakasindo sebagai teknisi service Handphone dan Laptop hingga tahun 2008.
"Setelah itu saya pindah lagi, saya sempat mengajar di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Jogja, mengajar teknisi handphone dan kewirausahaan sampai tahun 2010 akhir,"
Pada tahun 2011 memutuskan pulang kampung, di Kecamatan Selomerto, Wonosobo. Dia berwirausaha sekaligus mengembangkan keterampilan dengan membuka pelatihan teknisi handphone dan menjual handphone, usaha tersebut bertahan selama tiga tahun.
doc, Mas Desta |
Sembari usaha, pada tahun 2012, dia kuliah lagi pada Fakultas Ekonomi Bisnis di Universitas Sains Al Quran (Unsiq) di Wonosobo. Nah, di tengah menyelesaikan tugas akhir pada tahun 2015 ,melakukan riset menganalisa potensi pasar, temanya inovasi produk Mie Ongklok Instan.
"Hasil riset saya, dengan sasaran responden orang yang di luar Wonosobo. Potensi pasar Mie Ongklok apabila dijual Instan, cukup besar,"
Berbekal hasil risetnya tersebut, Desta kemudian berkeliling, menawarkan konsep kerjasama ke sejumlah pelaku usaha kuliner. Saat itu, dari hasil penelitian Mie Ongklok Instan konsepnya, ceruk potensi pembeli mencapai 4000 porsi per hari.
"Saya berpikir, kalau dapat mitra akan menjadi distributor, karena saya tidak memiliki keterampilan memasak Mie Ongklok,"
Namun setelah menawarkan ke sana ke mari, tidak ada yang merespon tawaran tersebut. Desta kemudian menyelami proses pembuatan Mie Ongklok. Tiap hari dia berkeliling, mencicipi lebih dari sepuluh warung Mie Ongklok di Wonosobo yang terkenal. "Semua saya cicipi, semua memiliki keunggulan masing masing, tapi ada kemiripan, pada kuahnya, manis, asin dan gurih," tegasnya.
Desta bersama istrinya, kemudian memulai belajar memasak Mie Ongklok, mempelajari bahan, racikan bumbu dan cara memasak. Setelah mencoba beberapa kali, kemudian menemukan cita rasa yang khas. "Setelah berhasil memasak, saya mencari tahu lagi. Bagaimana agar bisa dikemas instan. Saya sempat menelpon teman saya yang kuliah di Universitas Negeri Soedirman (Unsoed), kemudian juga mencari tahu di internet.”
Proses belajar tersebut akhirnya berhasil, Desta menyebutkan Mie Ongklok Instan inovasinya, memudahkan orang memasak hanya cukup sepuluh menit, merebus mie, mencampur bumbu menjadi kuah kental, cukup dengan air panas, diaduk, terus dituangkan.
Mie Ongklok Instan karya Desta ini siap dipasarkan, namun cekak ongkos produksi. Tidak pupus, padal awal 2016 mulai melakukan pemasaran hasil temuanya dengan cara membikin narasi pasar melalui media sosial, seperti facebook, instagram juga rajin mengirim melalui whatsapp kepada beberapa daftar nomor yang dihasilkan dalam penelitiannya.
"Saya sempat bekerja di marketing, saya sedikit paham narasi, ini pesan Mie Ongklok yang sebelumnya hanya bisa disantap secara langsung di Wonosobo, kini bisa dimasak di mana saja," katanya.
Mie Ongklok Instan Mas Desta terus berinovasi, untuk memperluas jaringan pasar, Kini Makanan Khas Wonosobo itu memiliki beragam varian rasa meliputi Black Pepper, Super Pedas, Lombok Ijo, Sweety , Kemasan Premium dan Cup untuk para traveller.
Ternyata promosi di media sosial tersebut mendapatkan respon, pembeli pertamanya orang Cirebon, Jawa Barat yang memesan melalui facebook sejumlah 10 porsi, memberikan testimoni positif, Desta kemudian semakin masif mempromosikan produknya. Pada bulan berikutnya, minat pembeli meningkat, jumlah pemesan sebagian besar dari luar Wonosobo, ada yang memesan 2 porsi, 20 porsi, 30 porsi.
Berkat kegigihanya, produk Mie Ongklok Instan menyebar luas, makanan khas kota pegunungan ini terdistribusi sampai Aceh hingga Papua. Akhirnya pada tahun 2018 hingga 2019, penjualan offline semakin meningkat, banyak minimarket lokal dan Toko oleh- oleh di kawasan wisata di Jawa Tengah mulai melirik. Sejumlah Agen penjualan kemudian menjadi mitra distribusi penjualan. Dampaknya, 70 persen penjualan lewat pasar offline. Makin tingginya permintaan pasar, Desta bersama istri kemudian mempekerjakan sedikitnya 11 karyawan.
Pandemi Membawa Berkah Mie Ongklok Go International
Pandemi kemarin banyak wisatawan yang tidak datang lagi ke Wonosobo, Hampir semua sektor luluh lantah sebenarnya. Lock down yang diberlakukan mengunci jalur perdagangan termasuk Mie Ongklok Instan milik Mas Desta. Apalagi saat itu, perdagangan produknya yang sedang naik daun dari jalur Toko Oleh-Oleh di sejumlah jalur wisata.
Sejumlah Toko Oleh-oleh yang berjualan di Kawasan Wisata, seperti jalur di dataran tinggi Dieng dan Wilayah Jawa Tengah lainnya. Tiap hari datang barang yang sudah kami kirim, dikembalikan rata-rata tiga angkutan truk. Rumah bercat coklat di komplek Perumahan Permata Hijau, Blok C8 RT 4 RW 10, Kelurahan Mudal, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah itu penuh dengan ratusan kardus instan Mie Ongklok.
"Sebetulnya saya tidak rugi dengan barang tersebut, karena sistem saya kepada mitra, barang datang langsung bayar. Tapi saya merasa miris mendapatkan laporan banyak yang gulung tikar," katanya.
Menyikapi kondisi ini, lanjut Desta, dia bersama timnya memutar otak.akhirnya, kami memaksimalkan pemasaran lewat media online, dan membuat lebih banyak akun penjualan melalui semua platform marketplace. Mie Ongklok Instan Juga menggaet strategi dengan membuat reseller di setiap kota di Indonesia.
Dengan keuletan memodifikasi produk jualan akhirnya Mie Ongklok Instan tidak hanya banyak pesanan di dalam negeri, namun pembeli muncul dari Singapura dan Malaysia dan berbagai kota dan negara seperti; Jerman, Denmark, California, Hongkong, Taiwan dan Swiss. Awal bermodal Rp. 350 Ribu, kini raih omzet Rp.200 juta per Bulannya.
Mas Desta dan Istri (doc, Mas Desta) |
Dan setelah pandemi usai tetap bisa bertahan dengan menambah karyawan dan kembali bekerja sama dengan para UMKM khususnya di tempat-tempat wisata di daerah Wonosobo. Dan hampir seluruh Indonesia bisa juga menikmati Mie Ongklok khas Wonosobo.
Sebagai pelaku UMKM yang inovatif, Desta pemilik CV. Adi Daya Grup mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards, dari PT Astra International Tbk, pada tahun 2018. Selain mie ongklok juga menciptakan produk baru yakni tepung "Tempe Kemul Instan" yang juga makanan khas Wonosobo. Kini produk ini juga banyak di pesan melalui pasar online dan lokal karena memudahkan tiap rumah tangga yang ingin menggoreng tempe kemul.
Untuk selalu melestarikan kuliner khas yang terus akan dikenal sampai kapan dan tidak pernah akan hilang, inovasi yang Desta lakukan bisa dibilang sebagai usaha kuliner berkelanjutan agar kuliner khas daerah tetap ada.
utieadnu
No comments
Post a Comment
Terima kasih sudah meninggalkan jejak di blog saya mudah-mudahan bermanfaat, Jangan tinggalkan Link URL BlogPost ya,,, makasih🙏