Resika Caesaria Ratu Cimol Pengusaha Milenial dari Banyumas
Teman-teman pasti sudah akrab dengan jajanan satu ini iya Cimol . Cimol sendiri merupakan singkatan dari aci digemol. Dalam Bahasa Sunda, cimol atau aci digemol memiliki pengertian tepung kanji (aci) yang bulat-bulat. Aci yang telah dibulat-bulatkan kemudian digoreng menggunakan minyak panas.
Dulu jajanan ini awaknya terkenal di kota Bandung tetapi sekarang di Jakarta, Depok atau dimanapun banyak pedagang keliling yang menjajakan cimol. Biasanya cimol disajikan dengan taburan bumbu asin dan pedas. Namun, kini sudah ada berbagai taburan cimol seperti bumbu balado, barbeque, jagung, keju, dan lain sebagainya.
Saat ini sudah banyak yang menyajikan cimol dalam bentuk Frozen yang dilengkapi bumbu khasnya, berupa bubuk cabe kering, juga bumbu yang ditaburkan yang rasanya asin dan gurih.
Dan akupun salah satu penggemar berat jajanan ini, dimakan hangat-hangat bisa lupa diri berapa yang sudah dimasukan kedalam mulut saking enaknya. Dan dari jajanan kecil bisa merubah dan menolong hidup banyak orang. Awalnya kepepet karena ekonomi tapi sekarang justru tinggal menikmati hasil jerih payahnya.
Ratu Cimol dari Banyumas
Latar belakang seseorang membuka usaha karena ingin terus sekolah, biasanya akan sukses. Apalagi usahanya pantang menyerah tidak malu karena keadaan. Walaupun sering diejek tapi nyatanya sekarang banyak membuka pekerjaaan untuk banyak orang. Bahkan bisa memberikan gratis modal usaha kepada orang yang tidak mampu. Karena pernah merasakan di posisi susah.
Nama lengkapnya Resika Caesaria dikenal sebagai “Ratu Cimol dari Banyumas” Cika nama panggilan akrabnya, memulai usaha berjualan Cimol sejak usia 16 tahun tepatnya th 2005. Waktu itu sang ayah yang telah memasuki usia lanjut memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang supir. Padahal dia masih sekolah dan butuh biaya. Dan waktu kakaknya berkata “Cobalah usaha sendiri untuk membiayai sekolah.”
Resep Ratu Cimol dari Pedagang Kaki Lima
Jadi awal Cika mencoba berjualan karena keadaan kepepet. dengan uang Rp 63.000 dia memulai usaha berjualan kuliner jajanan. Mulai dari jualan batagor tapi tidak berhasil, kemudian jualan kue juga. Pada akhirnya bertemu penjual cimol kemudian minta resepnya pada akhirnya mencoba kembali dibawa ke sekolah ditawarkan kepada teman SMA dan dititipkan ke kantin SMA 1 Ajibarang, Kabupaten Banyumas ini dengan hasil Rp 20.000 sampai Rp 30.000,-
Dan ternyata disinilah titik terangnya dan menjadi tren jajanan baru di lingkungan tempat tinggalnya hingga akhirnya usaha yang dijalankan terus melesat sampai dia bisa membeli motor, merenovasi rumah, serta melanjutkan kuliahnya.
Cika pun terus melakukan inovasi produk dengan menambah aneka varian rasa cimol mulai dari rasa pedas, jagung manis, balado, barbeque, keju, hingga pia. Usahanya pun meningkat dengan omzet mencapai Rp90 juta per bulan.
Sistem Franchise Sosial Ratu Cimol
Dengan perjalanan bisnisnya yang panjang dan dimulai dari nol tersebut, membuat Cika berpikir untuk mengembangkan misi sosial di dalam usaha yang dijalankannya tersebut. Dia lantas mengembangkan konsep waralaba cimol dibawah brand usaha Cimol Made Arizka. Namun, berbeda dengan waralaba pada umumnya, konsep yang ditawarkan Cika adalah waralaba gratis. Para mitra akan mendapatkan inventaris secara gratis mulai dari gerobak motor atau dorong beserta peralatan dan bahan baku.
Namun untuk menjadi mitra ada persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan kriteria, terutama berasal dari masyarakat prasejahtera yang memiliki niat kuat untuk berusaha. “Kalau sudah sesuai kriteria, maka mitra bisa mendapatkan permodalan gratis sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta berupa gerobak, perlengkapan, dan bahan baku awal,” tuturnya.
Lalu, jika semua diberikan gratis, bagaimana cara Cika mendapatkan keuntungan? Sebagai pebisnis tentu usaha harus memberikan keuntungan. Dalam hal ini Cika berfokus pada penjualan bahan baku. Semakin besar usaha yang dijalankan oleh mitra maka akan semakin besar pula omzet yang didapatkan Cika melalui penjualan bahan baku.
Dia pun menerapkan sistem gratis satu poin seharga Rp1.000 untuk setiap mitra usaha yang membeli cimol di atas Rp50.000. Cara ini menjadi salah satu strategi agar para mitra semakin semangat berjualan. Nantinya setiap keuntungan yang didapatkan dibagi dua yakni 70 persen digunakan untuk pengembangan dan 30 persen lainnya digulirkan kembali untuk aksi sosial.
Dengan waralaba gratis ini bisa menjadi jalan dia memberi kebermanfaatan untuk orang lain. “Ketika melihat mitra yang umumnya berasal dari keluarga prasejahtera ini tersenyum dan tertolong, saya merasa sangat bahagia, bahwa waralaba gratis ini bisa memberdayakan orang lain meski hanya dengan kemauan saja.
Namun, meski niatnya tulus dan ikhlas, tetapi ada saja pihak-pihak tak bertanggung jawab yang justru malah memanfaatkan kebaikan tersebut. Bahkan ada mitra yang menjual gerobaknya atau memproduksi dan menjual sendiri cimol mereka.
Bagi Cika semua tantangan tersebut justru membuatnya semakin berkembang. Dia pun terus memperketat syarat kemitraan dengan surat perjanjian, membangun sistem manajemen yang baru serta merekrut tim survei untuk memastikan mitranya benar-benar berasal dari keluarga pra sejahtera. Saat awal mulai mewaralabakan usahanya pada 2014, Cika baru memiliki sekitar 60 mitra dan terus bertambah hingga kini dia telah memiliki sekitar 600 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dan juga pengangguran.
Para mitra yang bergabung bersamanya tidak hanya diberikan modal dan gerobak semata tetapi juga mendapatkan pendampingan dan pembinaan sehingga usaha yang dijalankan dapat semakin berkembang. Segala usaha dan semangat Cika dalam mengembangkan usaha dan juga memberdayakan masyarakat luas, mendapatkan apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk SATU Indonesia Awards 2014 bidang kewirausahaan padahal usianya masih 23 th.
Hampir Bangkrut Karena Pandemi tetapi Pandemi juga Membawa Berkah
“Oh iya, Ratu Cimol tidak selamanya jalan lurus dan sukses terus Kak” ujar Cika. Terhadap usaha waralaba Cimol dengan brand Made Ariska. Pandemi memukul usaha waralaba gratis yang dipercayakannya kepada 600 mitra usaha dari keluarga pra sejahtera di eks wilayah Karesidenan Banyumas
Sekolah, tempat wisata dan pasar tontonan atau kerumunan adalah 'nyawa' tempat berdagang saat itu. Dan pandemi membuat mereka menjadi musuh. Cika bersama para mitranya yang biasanya berjualan dengan gerobak dan mengandalkan sekolah akhirnya terhenti. Pandemi sungguh mengubah pola pikir dan pola usaha dari konvensional beralih sebagian dijual secara online. Celakanya, cara itu tak seluruhnya bisa diberlakukan dan dapat dilaksanakan untuk para mitranya.
Akibat menurunya omset penjualan saat pandemi inilah, produksi cimol yang sebelumnya, tidak kurang dari 2 kuintal per hari, mengalami penurunan drastis hanya menjadi 60 kilogram saja. Bayangkan dari produksi 60 kilogram cimol ini saya harus membayar 40 karyawan. Sungguh omset tersebut tak menutup sama sekali. Untuk memberhentikan karyawan ya tidak tega, karena mereka sudah bertahun-tahun berjuang bersama.
Dengan kondisi minus inilah, berpikir keras bagaimana menjaga karyawannya. Tentulah dengan omset yang kian menurun tak bisa diandalkan. Di tengah keprihatinannya, dan menemukan peluang di tengah tingginya harga masker di awal pandemi. Di saat ketersediaan masker minim, harga masker medis bisa mencapai ratusan ribu dan masker kain sekitar Rp 20.000 per buah.
Cika alihkan usaha produksi hijab yang belum berjalan untuk memproduksi masker. Karyawan yang tadinya bekerja membuat cimol, mereka akhirnya menggunting kain. Ketika yang lain jual masker harga Rp 15 ribu, saya jual Rp 3 ribu dan saya ambil 10 persen keuntungan. Dan Alhamdulillah satu bulan saya bisa jual 100 ribu picis masker dan April bisa bayar gaji dan THR karyawan dan mitra.
Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, karena harga masker kemudian turun. Bisnis masker itu ia nikmati sekitar tiga bulanan saja. Setelah itu terhenti dan terpaksa harus kembali berpikir untuk bertahan. Akhirnya kembali ke cimol lagi. Tapi bukan cimol biasa.
Akhirnya mencoba membuat frozen food yaitu cimol dan aneka makanan lainnya dengan box dan tempelan stiker sederhana. Namun untuk kondisi makanan ini sudah steril sudah divakum dan sebagainya. dijual secara semi online dan ternyata selama jualan satu bulan, mendapatkan omset tertinggi dari 15 tahun berjualan. Dengan memanfaatkan media sosial Whatsapp, Facebook dan instagram.
Selama pandemi itulah akhirnya melakukan pemberdayaan bidang edukasi dengan pengalihan model bisnis berbasis online untuk para mitra. Namun dari perjalanan penjualan frozen food selama enam bulan, mendapatkan pelajaran kalau kebutuhan berjualan makanan online berbeda dengan yang offline. Online itu wajib harus ada konten, reseller selalu membutuhkan konten untuk mengenalkan dan memasarkan produknya terus menerus.
doc, Resika Caesaria |
Karena tidak ada konten, para reseller pada bubar dan November Desember (2020) Januari (2021) (penjualan) langsung drop banget. Penjualannya online tidak jalan. Frozen food tidak seberapa. Offline juga seadanya, akhirnya Februari Maret April sehabis lebaran dengan berat hati dengan kondisi bisnis yang tak memungkinkan, akhirnya diambil keputusan memberhentikan 15 orang karyawan yang baru. Namun konsekuensinya juga harus mengeluarkan pesangon yang luar biasa.
Baru Oktober 2021 kemarin akhirnya sang suami resign dari perusahaan dan memutuskan untuk membantu divisi penjualan online. Dengan alasan orang sendiri akan lebih loyal. Jadi kita urus bareng, dan yang membesarkan divisi onlinenya adalah suaminya.
Sejak pertengahan Oktober inilah, bersama suaminya, Ardyla Nugroho, Cika menggarap serius manajemen penjualan online. Mulai dari packing produk, pembenahan kantor, ruang produksi, merekrut konten kreator untuk mengoptimasi media sosial. Akun Ratu Cimol telah nangkring di seluruh marketplace, namun yang utama justeru kemudian platform penjualan yang efektif ada di media sosial.
Dari penjualan online inilah belajar bagaimana memberikan layanan berkualitas kepada pelanggan. Apalagi dalam penjualan online, kepuasan pelanggan juga sangat tergantung pada terjaganya kualitas barang dan pengiriman barang. Apalagi selain untuk wilayah Jawa, produk makanan olahan dari Ratu Cimol ini juga telah merambah ke luar Jawa dan luar negeri.
Dengan intensnya optimasi media sosial dan marketplace ini sebagai platform pemasaran online ini kini sudah mulai menampakkan hasil. Terbukti di awal Desember lalu, produk Ratu Cimol yang telah memiliki lebih dari 11 varian rasa ini dipesan 700 resi. Akhir Desember (2021) lalu juga sudah mulai diluncurkan ekspor produk cimol ke Arab Saudi.
Mendapat Bantuan dari Bupati Banyumas
Kunjungan Bupati Banyumas Achmad Husein ke pelaku UMKM untuk dipromosikan melalui Lapak Bakul Peso, agar mereka semakin meningkat terus dilakukan setiap akhir pekan. Salah satu kunjungan ke “Ratu Cimol” yang sudah mempunyai beberapa mitra beberapa waktu lalu, Bupati menggandeng Pimpinan Bank Jateng Purwokerto dan Direktur BPR BKK Purwokerto agar mendistribusikan CSR-nya untuk membantu masyarakat melalui pengadaan Gerobak Cimol bagi para pedagang kecil dan pelaku UMKM.
Sebanyak 20 gerobak cimol senilai Rp 70 juta berhasil dibuat dan diserahkan kepada masyarakat Banyumas. Cika menjelaskan bahwa mitra yang dipilih harus memenuhi beberapa kriteria dan syarat, mengingat saat dipromosikan itu ada 105. Terus yang masuk kriteria ada 46 lebih dan dipilih 20.
“Dari 20 itu mencakup dua kriteria yang pertama orang yang membutuhkan dan punya motivasi, khususnya masyarakat pengangguran bukan golongan PNS atau golongan pekerja dan lain sebagainya yang kedua kriteria tempat jualannya jadi masyarakat yang mendaftar itu harus punya lokasi yang strategis yang menjadi pertimbangan kita kenapa itu juga jadikan pertimbangan karena kita berharap itu juga berjalan selama sebulan 2 bulan tapi bisa untuk berkelanjutan dan bisa untuk jalan hidup mereka jadi faktor dari penentuan lokasi juga sangat penting untuk dipertimbangkan,” kata Cika
Bantuan Ini sangat luar biasa bagi kami karena 15 tahun kami hanya bisa membuat 70 gerobag yang didapat dari hasil keuntungan usaha kami, tapi hari ini kami bisa melakukan pembagian 20 langsung kepada masyarakat. Makanya mewakili para Mitra yang mendapatkan bantuan juga saya mengucapkan terima kasih mudah-mudahan ini bisa menjadi titik awal untuk program-program selanjutnya dan bisa bermanfaat dan bisa bergulir dan juga langgeng kedepannya
Kini berkat peluang dan inovasi menjadi kunci bangkit kembali. Selain berjualan online dan produk frozen dengan berbagai variasi produk dan rasa, usahanya berjualan secara konvensional dengan ratusan mitranya telah berjalan kembali. Keberlangsungan ekonomi para mitranya terangkat kembali.
Benar sekali untuk sukses itu butuh waktu panjang dari Resika Caesaria ratu cimol dari Banyumas ini kita bisa belajar banyak, padahal hanya jajanan kecil tapi mampu bisa memberikan dampak positif untuk orang banyak. Dan memang layak sekali mendapatkan penghargaan SATU Indonesia award dari ASTRA pada tahun 2014. Semoga lahir Resika Caesaria yang lain, untuk memberikan kesejahteraan bagi banyak orang.
utieadnu
Very informative article. Thanks for sharing it.
ReplyDeleteCar photo editing service