Batik Bantengan Anjani Sekar Arum

Batik Bantengan Anjani Sekar Arum, Memahat Harapan pada Pembatik Cilik
Bangga dilahirkan dan menjadi orang Indonesia salah satunya dengan kebudayaan yang harus tetap dilestarikan di indonesia adalah kesenian batik. Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Salah satu caranya dengan bangga membeli dan mengenakan batik.

Dilihat dari asal usul bahasanya, kata batik berasal dari bahasa Jawa, ambatik. Amba berarti lebar, luas, dan kain. Sedangkan kata titik atau matik dalam bahasa Jawa merupakan kata kerja yang artinya membuat titik. Istilah ambatik terus berkembang sampai akhirnya menjadi kata batik yang kita kenal dan gunakan hingga saat ini. batik dianggap sebagai ikon budaya bangsa Indonesia yang memiliki keunikan sebagai simbol dan tradisi, serta memuat filosofi mendalam.

batik bantengan anjani s arum


Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam lingkungan keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton. Keunikan, motif, serta corak yang dihasilkan dari batik-batik di berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia dan belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan rancangan motif yang unik pada batik seperti yang dimiliki bangsa Indonesia.

Dan Indonesia mempunyai beberapa motif yang terkait dengan budaya setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-motif batik antara lain adalah letak geografis, misalnya di daerah pesisir akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya; sifat dan tata penghidupan daerah; kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S arum

Batik Bantengan dari Budaya Bantengan

Tepatnya di Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur menjadi rumah bagi Batik Tulis Banteng Agung. Motif batik bantengan khas Kota Batu yang sudah dikenal hingga kancah internasional. Milik Anjani Sekar Arum, perempuan dari keluarga seniman yang menjadi pencetusnya. Kecintaannya terhadap budaya, terutama batik menjadi salah satu jalan meraih SATU Indonesia Awards 2017. Apresiasi yang diberikan Astra kepada generasi muda tersebut menjadi bukti kontribusi positif Anjani bagi masyarakat.

Walaupun awalnya perjuangan untuk melestarikan budaya melalui batik memang tidak selalu mulus. Namun tekadnya untuk mengobarkan semangat dan menebar senyum untuk seniman batik masih berlangsung hingga saat ini. Saat itu pemerintah Kota Batu menyelenggarakan acara tahunan bertajuk Gebyar Bantengan Nuswantara. Bertujuan untuk mengangkat kesenian lokal Kota Batu. Sekitar 1.600 kepala banteng dan lebih dari 5.000 budayawan bantengan turut berpartisipasi.

Dan acara tahunan kesenian asli Kota Batu pun berhasil meraih Rekor MURI. Minat masyarakat terhadap kesenian bantengan pun semakin meningkat. Sejak saat itu, tekad Anjani semakin kuat untuk menjadikan bantengan sebagai ikon motif batik khas Kota Batu.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S Arum


Mencari pembatik di Batu cukup sulit, terlebih Batu bukan Kota Batik. Apalagi hanya ada tiga pembatik saat itu, tapi semuanya tertutup terhadap masyarakat. Sehingga sulit, jika ingin belajar membatik.

Beruntung, Anjani bertemu dengan Bu Mina, pemilik Batik Raden. Sejak saat itu, ia mulai belajar batik dengan ciri khasnya sendiri, yakni batik bantengan dengan seizin para budayawan. Karena, penghasilan dari batik yang dijualnya, sebagian digunakan untuk menghidupi budayawan

Ketika ia berusia 19 tahun, Anjani sudah mulai menghasilkan karya-karya batik yang bagus hingga terkumpul 54 lembar kain batik. Saat 2014 Anjani sukses menggelar pameran tunggal dengan menampilkan karya batiknya. Itulah impian Anjani menggelar pameran tunggal semasa kuliah.

Dan awal mula pameran di luar negeri diajak oleh Istri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko yang telah mengetahui tentang karya-karya batik yang dihasilkan oleh Anjani dan berniat mengajak untuk menggelar pameran di Praha, Republik Ceko. Tentu ini menjadi suatu kebanggaan bagi diri seorang anjani yang untuk pertama kalinya diajak menggelar pameran.

Anjani mengenalkan budaya indonesia hingga mancanegara, dibuktikan dengan digelarnya pameran tersebut. Dengan kerja keras dan ketekunan nya, anjani dapat mencapai pencapaian yang tinggi dalam usahanya.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S Arum


Membuat Kampung Wisata Edukasi Pembatik Cilik

Selain pembatik Anjani juga seorang guru honorer di SMPN 1 Batu. Pada tahun 2015 ia bertemu dengan Aliya, seorang gadis berusia 9 tahun yang tertarik untuk belajar membatik. Sejak itu, Anjani memilih melatih anak-anak menjadi pembatik di sanggarnya.

“Lebih baik mengajak anak-anak berlatih membatik. Kemudian, biarkan mereka berkarya dan kita ajarkan prosesnya seperti apa, lalu kita bantu jualkan,” kata Anjani.

Minat anak-anak pun meningkat, apalagi saat musim liburan. Sedangkan Anjani membantu memasarkan hingga menjualkan karya mereka. Hasilnya pun, bisa mereka nikmati untuk memenuhi kebutuhan.

Seiring berjalannya waktu, kurikulum sekolah berubah. Hal tersebut turut mengurangi waktu untuk berkarya. Di sisi lain, ia mulai mengajak ibu-ibu untuk berlatih batik, walau tidak setiap hari. Sambil mencari pembatik cilik, juga mencari pembatik ibu-ibu. Sehingga kegiatan membatik tetap berjalan.

Proses mendesain dan pewarnaan dilakukan di Sanggar Andhaka, sedangkan proses mencanting dilakukan di rumah masing-masing. Sehingga, pekerjaan rumah tangga pun tidak terbengkalai.

Setiap bulan Sanggar Andhaka bisa menghasilkan 45 lembar kain batik yang dijual dengan harga Rp. 300.000 - Rp. 750.000 setiap lembarnya. Dalam penjualan kain batiknya Anjani hanya mengambil 10% dari setiap kainnya. Karena uang hasil penjualan digunakan untuk memutar kembali produksi pembuatan batik bantengan. Hingga saat ini, sudah ada 58 anak yg belajar di sanggarnya.

Di Sangkarnya, Anjani benar-benar berkomitmen untuk memberdayakan para pembatik berusia muda. Ia memiliki dasar-dasar kuat yang mendasari pilihannya untuk melibatkan anak-anak dalam seni pembatikan.

Salah satu pertimbangan utamanya adalah kekhawatiran mendalam Anjani terhadap kemungkinan punahnya Kota Batu sebagai tujuan wisata yang unik. Baginya, melibatkan generasi muda dalam pembatikan adalah salah satu langkah konkret untuk melestarikan warisan budaya yang berharga ini.

Usaha Anjani yang berhasil menggabungkan upaya melestarikan budaya dengan peningkatan ekonomi bagi para pembatik muda ini membawanya meraih Penghargaan Apresiasi SATU Indonesia dalam kategori Kewirausahaan pada tahun 2017.

Berkat ketekunan Anjani Sekar Arum dalam melestarikan budaya batik dan meningkatkan perekonomian para pembatik muda adalah suatu tindakan yang membanggakan. Semangat yang dimilikinya dalam melestarikan batik bantengan sekaligus memajukan masyarakat desa Bumiaji adalah cerminan dari tekad kuat untuk mencapai cita-cita Astra, yaitu mewujudkan kesejahteraan bersama bangsa.

Dengan tekun menjaga tradisi budaya dan memberikan peluang kepada generasi muda, Anjani memberikan kontribusi berarti dalam memperkaya kekayaan budaya Indonesia sambil menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat desa. Itulah dedikasi yang luar biasa dari Anjani Sekar Arum dalam usahanya untuk melestarikan batik bantengan khas Batu, Malang.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S Arum

Menciptakan “bibit” tidak mudah. Misalnya sejumlah sekolah di Yogyakarta, menjadikan batik sebagai muatan lokal, bukan lagi ekstrakurikuler. Berbeda dengan di Batu yang masih menjadi ekstrakurikuler wajib. Sayangnya, tidak dikelola dengan baik, sehingga karya yang dihasilkan pun kurang bermanfaat.

Anjani pun mengelola sekolah binaan tersebut di Yogyakarta. Mulai dari membuat tempat penampungan khusus siswa berprestasi, yang dikelola oleh para stakeholder di bidang batik. “Impian saya, ya menciptakan itu, memang. Tidak hanya di Kota Batu, melainkan di kota-kota yang ada di Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan batik,” 

Untuk mewujudkan impiannya, Anjani  membangun Wisata Edukasi Batik di area yang sama dengan galeri dan sanggar miliknya. Ia pun memberdayakan masyarakat setempat untuk menjalankan wisata tersebut.

Setelah dari Yogyakarta, Anjani berencana mengembangkan program serupa di Banjarmasin dan Palembang. Bukan lagi untuk mengembangkan kota sendiri, melainkan hingga di lingkup nasional.

Anjani Sekar Arum mulai mewujudkan mimpinya secara mandiri. Ia turut melestarikan budaya dan memantik semangat dengan cara berbeda. Generasi muda sadar budaya, khususnya membatik untuk satu Indonesia!


Utieadnu.



No comments

Post a Comment

Terima kasih sudah meninggalkan jejak di blog saya mudah-mudahan bermanfaat, Jangan tinggalkan Link URL BlogPost ya,,, makasih🙏