Cegah Malnutrisi pada Anak Sejak Dini untuk Tumbuh Kembang Sempurna
Hai Mom’s kebayang tidak ketika tiba-tiba anak kita dinyatakan mengalami malnutrisi?
Malnutrisi pada anak adalah kondisi ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa berdampak pada kondisi kesehatan anak secara umum dan proses tumbuh kembangnya.
Nah hal yang terpenting itu ada di 1000 hari pertama kehidupan anak merupakan periode emas bagi tumbuh kembangnya. Pada periode ini, anak membutuhkan asupan nutrisi yang memadai untuk mengoptimalkan pertumbuhannya.
Malnutrisi atau disebut juga ketidakseimbangan gizi terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang dalam jangka waktu lama. Kondisi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu kurang gizi (undernutrition) dan kelebihan gizi (overnutrition). Keduanya perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada anak, misalnya anak sering infeksi karena imunitas tubuh yang lemah, gangguan tumbuh kembang, diabetes, dan hipertensi.
Kondisi ketidakseimbangan gizi juga diketahui menjadi penyebab stunting yang kini masih menjadi peer di Indonesia. Berdasarkan Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting nasional pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%, hanya mengalami penurunan 0,1% dari tahun 2022 yang mencapai 21,6%.
Angka ini menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengurangi stunting, sekaligus menegaskan peran penting orangtua dalam mencegah terjadinya malnutrisi melalui pemberian asupan gizi seimbang sejak dini.
Untuk itu Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) berperan aktif dalam menanggulangi masalah malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh INA adalah keterlibatannya dalam Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) yang diselenggarakan pada tanggal 16 - 20 September 2024.
Didukung oleh Nutricia Sarihusada, kampanye ini mengangkat tema “Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan malnutrisi sejak dini.
Hadir para pembicara seperti ;
- Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K), Presiden INA (Indonesian Nutrition Association/Perhimpunan Nutrisi Indonesia),
- Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
- Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, Medical & Scientific Affairs
dr Luciana mengatakan, “Pentingnya mencegah malnutrisi sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda malnutrisi, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa masyarakat Indonesia memahami dan dapat menerapkan pola makan dengan gizi seimbang agar kesadaran masyarakat tentang malnutrisi dapat meningkat secara lebih luas, sehingga tercipta generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.”
Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) |
Sedangkan Prof Ari, mengatakan juga bahwa “Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi sering kali terjadi underdiagnosis, sehingga penanganan menjadi terlambat dan ini berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian."
Jadi bisa kita katakan penyebab malnutrisi pada anak kurangnya pengetahuan orang tua tentang kebutuhan gizi anak dan pastinya faktor sosial dan ekonomi, misalnya kemiskinan, ada juga kondisi lain yang bisa membuat anak lebih berisiko mengalami ketidakseimbangan gizi, misalnya kebiasaan memilih makan atau susah makan (picky eating).
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, |
Begini Cara Mengatasi Ketidakseimbangan Gizi atau Malnutrisi pada Anak
Melihat dampak malnutrisi pada anak, selain berbagai gangguan kesehatan dan dapat memicu stunting. Untuk itu perlu sebagai orangtua mengetahui Cara Mengatasi Ketidakseimbangan Gizi atau Malnutrisi pada Anak, antara lain :
Memberikan ASI eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif memiliki manfaat yang sangat penting untuk mencegah dan membantu mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak. Beberapa riset mengungkapkan bahwa anak yang diberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dan status gizi yang lebih baik. Pantau perkembangan tumbuh kembang anak melalui, Kartu Menuju Sehat (KMS)
Memenuhi asupan nutrisi dalam jumlah seimbang
Memenuhi kebutuhan nutrisi merupakan langkah utama pencegahan dan penanganan ketidakseimbangan gizi pada anak. Asupan nutrisi juga berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Untuk anak berusia 6–24 bulan, pemberian makanan tambahan sebagai pendamping ASI atau MPASI sudah diperbolehkan. saat anak sudah berusia 6 bulan dan siap mendapatkan makanan padat, bisa diberikan makanan yang mengandung berbagai nutrisi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, lemak, serat, dan mineral.
Memberikan suplemen
Pemberian suplemen nutrisi, misalnya suplemen vitamin dan zat besi, bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah dan menangani ketidakseimbangan gizi pada anak. Beberapa jenis suplemen yang dapat diberikan kepada anak adalah suplemen dengan kandungan vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, vitamin K, serta mineral tertentu, seperti asam folat dan zinc. Namun, sebelum memberikan suplemen nutrisi tersebut kepada Si Kecil, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dulu.
Memenuhi kebutuhan yodium
Ibu hamil yang kekurangan gizi diketahui lebih berisiko untuk melahirkan anak yang kekurangan gizi pula. Oleh karena itu, selama masa kehamilan, ibu hamil perlu mencukupi asupan nutrisi dalam jumlah yang seimbang. Salah satu asupan gizi yang penting untuk dipenuhi adalah yodium.
Hidangan yang diperkaya atau dilengkapi dengan fortifikasi yodium dapat meningkatkan status nutrisi ibu hamil. Selain itu, yodium juga berperan penting untuk mendukung proses tumbuh kembang anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupannya, serta proses metabolismenya
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH |
Dan terakhir dr Ray mengatakan “Perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi. Nutricia Sarihusada, sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,”
Utie Adnu
Kekurangan ataupun kelebihan nutrisi memang gak bagus ya buat tubuh, sehingga penerapan gizi seimbang ini perlu konsisten dilakukan dan dipahami
ReplyDeleteIni PR buat para orang tua, pemenuhan asupan makanan yang bergizi sangat penting diperhatikan sejak dini agar anak bisa tumbuh sehat dan terhindar dari kondisi malnutrisi yang bisa mengganggu tumbuh kembangnya menjadi maksimal.
ReplyDeleteOrang tua memang memiliki peranan sangat besar dalam pencegahan malnutrisi ya, memberikan asupan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh anak, bukan yang diinginkan oleh lidah anak, dan ini susah sekali jika tak dimulai sejak dini
ReplyDeleteYuni Bint Saniro: Bener, Kak. Karena anak kan mendapatkan segala nutrisi dari rumah. Dimana yang mempersiapkannya adalah orang tua.
DeleteSehingga orang tua harus hatam soal kebutuhan nutrisi buat keluarga.
Malnutrisi ini memang harus dicegah ya, Mbak. Jangan sampai terjadi pada anak. Caranya dengan mengenal gejalanya sejak awal, jadi bisa segera melakukan tindakan juga. Jangan sampai menganggu masa tumbuh kembang anak.
ReplyDeleteDan ternyata malnutrisi indikasinya bukan yang stunting dan wasting aja ya, yang obesitas dan dari kalangan mapan pun bisa juga mengalami malnutrisi
ReplyDeletePicky eating tuh pe-er banget buat orang tua ya Mbak. Apalagi saat anak sudah mengenali selera dan mencoba banyak rasa makanan. Orang tua jadi harus putar otak, cari strategi supaya kebutuhan keseimbangan gizi anak bisa terpenuhi. Mengakali agar apa yang kurang disukai menjadi makanan pilihan mereka.
ReplyDeleteNutricia emang selalu konsisten dengan one planet one health
ReplyDeletegak heran, setelah tahu bahwa banyak balita yang malnutrisi (dan stunting)
bersama INA sering memberikan materi untuk masyarakat luas
Saya baru tau lho kalau kelebihan nutrisi juga bisa kasih pengaruh buruk ke anak. Selama ini cuma kurang nutrisi aja. Memang semua yang berlebihan itu tidak baik ya, maunya seimbang saja.
ReplyDeleteBaik kurang gizi maupun kelebihan gizi sama2 tidak bagus yaa. Yang bagus adalah yang seimbang, makan dengan bener dengan menu bernutrisi. Persoalannya, selain kemiskinan ternyata malnutrisi juga disebabkan krn kurangnya edukasi soal mencegah malnutrisi. Dengan sosialisasi semacam ini maka akan memberikan pengetahuan kepada masyarakat juga apa yang sebaiknya dilakukan untuk cegah malnutrisi ya.
ReplyDeleteTernyata bukan cuma kurus aja disebut malnutrisi, overnutrition juga, emang penting banget deh orang tua dalam menerapkan asupan gizi seimbang untuk anak agar tercukupi kebutuhan nutrisi nya
ReplyDelete