Danone Gelar Rangkaian Edukasi Gizi di Lombok, Wujudkan Generasi Maju Bebas Stunting dengan Isi Piringku Kaya Protein Hewani
Mendengar kata Lombok pastinya tertuju kepada eksotisnya keindahan pantai dan adat istiadat yang masih kental juga tradisi bau Nyale yang sudah mendunia. Terpilih menjadi bagian Danone gelar rangkaian edukasi gizi di Lombok senang bukan main. Karena ini pertama kalinya aku bisa menginjakkan kaki ke Lombok.
Gelar rangkaian gizi ini dimulai tanggal 8 - 10 Februari 2023 yang berpusat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebun Kongank, Tidak kebayang sih sebelumnya Kalau Lombok mempunyai gunung sampah hampir setinggi 4 meter.
Makan Malam di RM Taliwang Irama 3
Berangkat dari Jakarta sekitar pukul 16:25 dan sampai Lombok pukul 19:30, langsung aku dan rombongan media diajak makan malam di RM Taliwang Irama 3. Rasa ayam kampungnya gurih dan lembut dan ada rasa bumbu khas yang bikin beda dari ayam biasanya.
Ternyata kata pemiliknya yang merupakan generasi ke 3, Ayam taliwang cabai menggunakan cabai hitam yang berasal dari cabai merah yang diasap. Pantas saja ini ternyata rahasia. Oh iya yang tersaji bukan hanya ayamnya saja tapi ada Plecing Kangkung, Sayur Lebui (kacang kedelai hitam) dan Bebalung Iga Sapi khas Lombok. Yang kesemuanya enak-enak.
Taliwang berasal dari kata daerah ya.,, pokoknya nanti kalau teman-teman berkesempatan ke Lombok wajib makan disini. Setelah puas makan akhirnya kita ke hotel untuk istirahat karena keesokan harinya akan mulai nih mengikuti rangkaian edukasi gizi bersama Danone.
Edukasi Gizi di TPA Kebon Kongok, Lombok Barat.
Berangkat dari hotel sekitar pukul 8 setelah sarapan, sebelumnya tidak terbayang sih kalau Lombok yang sudah terkenal wisatanya ini punya gunung sampah setinggi hampir 4 meter, TPA Kebon Kongok, tepatnya berada Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mobil yang kami tumpangi agak kesulitan menaiki jalan yang penuh lumpur dan basah, jangan ditanya tentang bau harum TPA ya,,,
Banyak bersyukur setelah melihat para pemulung yang 60%nya adalah perempuan, mengais sampah mengumpulkan kaleng, botol plastik dan kardus bekas.
Mereka ditemani burung sriti yang terbang rendah ke sana ke mari. Jalanan becek bekas hujan kemarin yang membuat kaki sulit melangkah tidak mengurangi semangat mereka mencari rezeki. Aku saja yang baru beberapa meter mengenakan boat tidak sanggup berlama-lama disini, lalat dan bau campur aduk walaupun sudah memakai masker.
Bpk Karyanto Wibowo, Bpk Julmansyah, Bpk Radyus Ramli dan Ibu Aminah |
Saat truk dari dinas kebersihan datang membawa berton-ton sampah rumah tangga dari kompleks pemukiman warga yang tinggal di Lombok Barat dan Mataram. Seolah berlomba, mereka beradu cepat memburu botol plastik atau kaleng bekas untuk dikumpulkan dalam karung besar. Satu karung besar sampah tersebut beratnya bisa mencapai 100 kilogram.
Ibu Aminah salah satu pemulung yang sudah 2 tahun memulung di TPA ini menceritakan perjuangannya mengatasi stunting anaknya. Wanita yang dikarunia anak berumur lima tahun dan 3,5 tahun ini mengais sisa-sisa plastik bekas mulai jam delapan pagi sampai jam empat sore. Upayanya tersebut membuahkan hasil Rp200.000 per dua minggu.
Hasil kerja kerasnya tersebut digunakan Aminah untuk menambah penghasilan suaminya yang bekerja menjadi kuli bangunan. Ia juga berharap uang tersebut bisa memperbaiki gizi anaknya yang pernah didiagnosis stunting. "Anak saya usia 3,5 tahun. Tiga bulan lalu dikasih tahu posyandu kalau dia kena stunting. Berat badannya rendah selama dua bulan berturut-turut hanya 9,2 kilogram," ungkap dia.
Setelah itu, Ibu Aminah berusaha untuk memberikan asupan protein hewani, khususnya untuk anak keduanya. "Dia suka telur. Setiap hari sarapannya pakai telur. Sekarang, berat badannya sudah naik 10,9 kilogram. Ibu Aminah bertekad terus bekerja keras demi anak-anaknya bisa sehat dan mendapatkan pendidikan yang baik
Kepala TPA Regional Kebon Kongok Radyus Ramli Hindarman mengatakan, “Tinggal dan beraktivitas di TPA membuat pemulung dan keluarganya rawan terserang berbagai penyakit sampai masalah gizi seperti stunting.”
TPA Kebon Kongok kini menjadi tempat mencari nafkah bagi sekitar 185 pemulung. Dari jumlah tersebut, 60 persen di antaranya perempuan. "Ibu-ibu mendominasi, padahal mereka berperan menangani stunting," ucap Radyus. Ia menyadari stunting rentan terjadi pada masyarakat yang tinggal kawasan TPA karena minimnya penghasilan, kurangnya edukasi gizi, dan sanitasi atau kebersihan yang buruk. Ikhtiar mengatasi stunting di wilayah rentan, seperti TPA Kebon Kongok, kini tengah digalakkan berbagai pihak.
Salah satu upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menggandeng Danone Indonesia. Warga yang tinggal di TPA Kebon Kongok diberikan edukasi gizi, sanitasi, pengolahan sampah plastik, serta penerapan hidup bersih dan sehat yang penting untuk pencegahan dan penanganan stunting.
Perlu diketahui, menurut survei Studi Status Gizi Indonesia pada 2021, Provinsi NTB memiliki prevalensi stunting 31,4 persen. Wilayah ini termasuk dalam 12 provinsi yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting.
Bpk Karyanto Wibowo selaku Sustainable Development Director Danone Indonesia menyampaikan, pihaknya terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemerintah daerah untuk mendorong inisiatif dalam pencegahan stunting dan kesehatan lingkungan.
Rangkaian Paralel Gizi di Pasar Seni Banyumulek.
Akhirnya acara dilanjutkan ke Pasar Seni Banyumulek, hadir juga,
- Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Jalilah,
- Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid bersama jajaran.
Disana sudah digelar acara lomba tumpeng antara PKK/Pos Yandu yang sesuai dengan isi piringku juga lomba mewarnai keluarga sehat untuk anak-anak tingkat SD.
Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi pelayanan posyandu keluarga di Lobar yang dinilai berjalan dengan sangat baik dalam hal penanganan stunting dan mampu menurunkan angka stunting.
Dalam kesempatan itu, Wagub juga sangat menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Danone Indonesia dalam hal membantu Pemda menangani stunting dan sampah.
dr. Ananta, Bpk Karyanto Wibowo, Ibu Wagub Sitti Rohmi dan Bpk Bupati H. Fauzan |
Sedangkan Bupati Lobar H Fauzan Khalid. Meminta agar Danone lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatannya dalam membantu Pemda menangani masalah sampah dan Stunting. Dan mengucapkan Terima kasih kepada Danone, mudah-mudahan kolaborasi ini bisa lebih perluas. Bahkan, nanti kerjasama ini tidak hanya menguntungkan sepihak Pemda, namun menguntungkan perusahaan (Danone) supaya tujuan utama bisa sama-sama kita capai. katanya.
Bpk Karyanto Wibowo mengatakan “Potensi prestasi masyarakat NTB di tingkat lokal maupun dunia itu menjadi kebanggaan. Jika angka stunting bisa kita turunkan maka prestasi ini akan lebih besar lagi. Maka pihaknya siap kolaborasi dan siap menjadi bagian dalam upaya penanganan stunting dengan memberikan edukasi dan akses pola makan pola asuh serta sanitasi”.
Acara diakhiri dengan pemberian hadiah, dan edukasi pentingnya protein hewani oleh dr. Ananta
Berkunjung ke Pengolahan Sampah Plastik di UD Lombok PET
Jarak dari Pasar Seni Banyumulek ke UD Lombok PET ini tidak begitu jauh, disini kami semua menyaksikan bagaimana pengelolaan sampah plastik, (daur ulang). Oh iya teman tau tidak kalau plastik itu terbuat dari minyak bumi yang dimurnikan menjadi biji plastik oleh industri petrokimia, kemasan biji plastik diolah menjadi berbagai jenis kemasan, kemudian setelah dipakai dapat di daur ulang.
My
Nah disinilah tempat proses daur ulang yang dimulai dari pemilahan, pencacahan , lanjut ke pencucian kemudian proses dekontaminasi untuk menjadi produksi botol baru.
UD Lombok PET bekerjasama dengan puluhan pemulung dan pengepul, hampir 100 ton per bulannya sampah plastik diolah. Ini merupakan jumlah yang bukan sedikit ya.
Bpk Karyanto Wibowo mengatakan, “Dengan komitmen jangka panjang yang terangkum dalam visi ‘One Planet One Health’, Danone Indonesia percaya bahwa kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, setiap inisiatif dan inovasi yang Danone lakukan selalu berlandaskan pada kesehatan manusia dan kebersihan lingkungan.
Danone-AQUA sudah sejak awal berupaya memberikan kontribusi untuk permasalahan sampah plastik. Ini dimulai sejak 1993, telah membuat program AQUA Peduli dimana perusahaan membeli kembali botol bekas dari konsumen untuk didaur ulang. Masyarakat saat ini semakin menyadari pentingnya penggunaan kemasan plastik sekali pakai secara bijak, termasuk juga dalam penggunaan botol air minum.
Menikmati Durian di Pantai Senggigi
Siang menjelang akhirnya kami beserta rombongan tiba di Pantai Senggigi cukup bersih pantainya, walaupun gerimis kecil tidak mengurangi kami semua untuk menikmati makanan lokal Lombok yang terbuat dari tepung tapioka, tepung beras dan singkong mirip kue basah yang ada di Jakarta. Ada yang mirip uli, cendil kalau teman pernah beli bubur sumsum mirip seperti itu.
Lanjut kami makan durian khas Lombok, menikmati angin pantai yang semilir dan buah durian yang manis sepertinya enggan beranjak dari Pantai Senggigi. Karena perjalanan sore ini cukup jauh untuk menuju hotel kedua akhirnya kami beranjak meninggalkan Pantai Senggigi untuk makan malam di Sate Rembiga yang katanya terkenal enak.
Makan Malam di Sate Rembiga Ibu Sinnaseh
Jam sudah menunjukkan pukul 18:30 wangi sate tercium ketika masuk warung Sate Rembiga Ibu Sinnaseh. Oh iya Sate Rembiga Ibu Sinnaseh merupakan salah satu kuliner legendaris dari Lombok yang turut memeriahkan Festival Jajanan di Jakarta.
Dan Warung Ibu Sinnaseh merupakan pelopor sate rembiga di Mataram sudah eksis sejak 1988. Beberapa saat setelah itu, para penjual sate rembiga lain mulai bermunculan di seantero Lombok.
Sebutan rembiga sendiri berasal dari nama desa tempat sate ini lahir, yaitu Desa Rembiga. Kawasan ini masuk dalam wilayah Kecamatan Selaparang, Mataram.
Sate rembiga terbuat dari daging sapi dipotong dadu berlumur bumbu. Racikan bumbu inilah yang bikin sate terasa spesial. Tak sekedar direndam, daging bakal direndam campuran rempah istimewa selama kurang lebih 1-2 jam.
Bumbunya sendiri sangat istimewa, begitu bumbu meresap sempurna, potongan daging lantas disusun dalam tusukan sate sebelum akhirnya dibakar sampai matang. Aromanya jangan ditanya. Benar-benar wangi dan ampuh menggugah selera makan.
Setelah makan malam selesai akhirnya menuju hotel dekat Pantai Seger karena besok subuhnya ingin melihat langsung tradisi Bau Nyale.
Tradisi Bau Nyale dan Talk show Wujudkan Generasi Maju Bebas Stunting dengan Isi Piringku Kaya Protein Hewani.
Senang banget ke Lombok bertepatan dengan tradisi Bau Nyale (menangkap cacing), Waktu sebelum berangkat ke Lombok memang penasaran ingin melihat nyale dari dekat.
Berangkat dari hotel sekitar pukul 4 pagi, suasana di luar masih gelap dengan bermodalkan senter. Ada yang membawa ember dan serokan berjaring kami semua berjalan kaki menuju Pantai Seger, yang letaknya di belakang hotel. Agak sulit berjalan karena suasana masih gelap dan banyak batu licin salahnya karena memang memakai sendal hotel.
Tiba disana sudah banyak tenda-tenda dadakan. Mobil dan motor yang terparkir. Dari jauh terlihat lampu berkedip dan banyak perahu kecil nelayan. Ternyata kalau dipinggir cuma sedikit nyale harus jalan ketengah, kami hanya menemukan beberapa nyale itu pun sudah sangat senang.
Bau Nyale |
Oh iya Nyale ini bisa langsung dimakan hidup-hidup yang paling enak katanya yang berwarna hijau. Dan menurut penelitian Nyale ini kaya dengan protein dan zat besi. Penduduk sekitar Nyale ini untuk di jual dan dibuat lauk pauk untuk dimakan tentunya.
Pas adzan subuh berkumandang kami berangsur-angsur meninggalkan Pantai Seger. Kembali ke hotel untuk sholat mandi dan sarapan. Karena nanti acara pamungkas dari rangkaian edukasi gizi ini ada talkshow Wujudkan Generasi Maju Bebas Stunting dengan Isi Piringku Kaya Protein Hewani bersama :
- Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia
- dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK Dokter Spesialis Gizi Klinik
- dr. H. lalu Hamzi Fikri, MM, MARS - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB
- Dr. lalu Irawan - Budayawan Lombok
Bpk Arif Mujahidin mengatakan, “Masih dalam momentum Hari Gizi Nasional 2023, kami ingin berkontribusi mendukung Pemerintah dalam mengkampanyekan cegah stunting dengan protein hewani.”
“Salah satunya melalui inisiatif yang kami lakukan di Lombok ini yang merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan makanan yang kaya akan protein hewani, dilengkapi dengan kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C guna mendukung tumbuh kembang maksimal anak.”
Melalui inisiatif tersebut diharapkan semakin banyak lagi masyarakat Lombok yang teredukasi tentang pola makan dengan gizi seimbang dalam upaya mencegah sunting agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan optimal untuk jadi anak generasi maju. ”
Sedangkan dr. Nurul mengatakan, “Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Selain bentuk fisik, anak dengan kondisi stunting berisiko memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata dan rentan terhadap penyakit. Maka dari itu, penting untuk diperhatikan para orang tua bahwa asupan nutrisi yang tepat dengan gizi seimbang menjadi salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk pencegahan stunting.”
Isi Piringku merupakan panduan gizi lengkap dan seimbang untuk sekali makan yang mendukung pemenuhan asupan gizi harian anak. Untuk itu, agar dapat membantu pemenuhan nutrisi harian anak, makanan bergizi seimbang yang kaya dengan protein hewani sangat penting untuk mendukung pertumbuhan optimal anak serta membantu mencegah dan mengatasi stunting. Selain itu, penting juga untuk dilengkapi dengan kombinasi unik zat besi dan vitamin C yang bermanfaat meningkatkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat guna mendukung tumbuh kembang maksimal.
dr. H. lalu Hamzi mengatakan “Provinsi NTB terus berkomitmen untuk mengupayakan percepatan penurunan stunting. Penanganan stunting tersebut tentunya memerlukan koordinasi dan keterlibatan antar lima elemen yang disebut pentahelix yaitu pemerintah pusat dan daerah, akademisi atau perguruan tinggi, sektor swasta, masyarakat atau kelompok komunitas, serta media. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dengan protein hewani dan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS).”
“Maka dari itu, kami menyambut baik kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti dukungan dari Danone Indonesia dalam mendukung penyelesaian masalah stunting di NTB dalam memperkuat intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dimana intervensi spesifik merupakan penanganan yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu memberikan makanan yang kaya protein hewani. Selain itu, intervensi sensitif yang merupakan penanganan faktor-faktor penyebab stunting di luar kesehatan seperti masalah sanitasi dan kebersihan lingkungan yang juga sangat menentukan dalam upaya menurunkan kasus stunting di NTB.”
Kemudian pembicara terakhir Dr. lalu Irawan mengatakan tradisi Bau Nyale telah lama dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak. Dan mengungkapkan bahwa tanggal untuk melakukan Festival Bau Nyale sudah diprediksi oleh para ketua adat Suku Sasak
"Sudah diprediksi oleh para ketua adat Sasak. Mereka sudah berkumpul di bulan Januari untuk menentukan tanggal kapan akan dilakukan Bau Nyale,"
Sebelumnya, tanggal untuk melaksanakan Festival Bau Nyale sudah diputuskan berdasarkan alat dan kebijaksanaan masyarakat lokal di NTB. Pada tahun ini, Bau Nyale akhirnya jatuh pada tanggal 10-11 Februari 2023.
Berawal dari Putri Mandalika
Festival Bau Nyale pun erat kaitannya dengan kisah Putri Mandalika. Seorang putri cantik yang diperebutkan banyak pangeran. Tapi Putri Mandalika lebih memilih untuk melompat ke pantai dan kemudian menghilang.
"Ada yang meyakini bahwa Putri Mandalika diangkat ke langit menjadi bintang. Ada yang meyakini dia menjadi cacing langsung, berbeda-beda versi. Salah satu yang paling populer adalah dia berubah menjadi cacing nyale,"
Akhirnya talkshow selesai di akhir dengan tanya jawab. Setelah coffee break akhirnya kami menuju kunjungan terakhir sebelum kembali ke Jakarta yaitu ke Desa Sade.
Next tentang Desa Sade akan dibahas di blog berikutnya, jika diambil kesimpulan dalam Danone Gelar Rangkaian Edukasi Gizi di Lombok.
Penanganan stunting tentunya harus terus dilakukan dengan koordinasi dan keterlibatan semua pihak yaitu pemerintah pusat dan daerah, akademisi atau perguruan tinggi, sektor swasta, masyarakat atau kelompok komunitas, serta media. Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan terus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dengan protein hewani dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
Semoga bermanfaat ya... senang menjadi salah satu perwakilan, Danone gelar rangkaian edukasi gizi di Lombok, terus terang merupakan pengalaman pertama kali ke Lombok, berkungung ke TPA dan tempat-tempat indah lainnya, next giliran teman-teman bisa berkunjung ke Lombok,,,
utieadnu
Oh Mba Utie ke Lombok barengan sama rangkaian Danone ya. Ttg isi piringku, ini memang perlu dikampanyekan ber-kali2 ya. Terkadang orang2 yg banyak duit pun, blm tentu menu makan anak dg gizi seimbang, cuma ttg lauk yg mahal aja, no sayur. Nice, Mba Utie 😍
ReplyDeleteIta ms nita ternyata masih banget perlu edukasi tentang gizi pentingnya protein hewani
ReplyDeleteMasalah stunting ini emang nggak bisa dianggap sepele, jadi harus ditangani dengan tepat. Semoga edukasi seperti ini bisa merata dilaksanakan di daerah2 seluruh Indonesia, supaya angka stunting bisa diminalisir.
ReplyDeleteBener banget mba evi apalagi lombok pariwisatanya sudah mendunia... Perlu kerjasana semua pihak
ReplyDeleteWah keren nih Mak udah sampai Lombok aja. Dan rangkaian kegiatannya seru banget nih, selain edukasi gizi juga bisa explore makanan dan wisatanya juga ya. Edukasi gizi sangat penting sih biar semakin banyak yang aware. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan di berbagai daerah lainnya ya!
ReplyDeleteSalfok sama kulinerannya, tapi edukasi yang kaya gini penting banget karna kan semua masyarakat disana melek digital
ReplyDeleteWoow acaranya seru banget ke Lombok, bisa piknik sambil menikmati kuliner khas Lombok yang enak. Hehehe
ReplyDeleteDan pastinya, ini rangkaian kegiatannya menarik, terutama memberikan edukasi yang luar biasa tentang pentingnya memperhatikan gizi melalui program isi piringku agar bisa cegah stunting.
Semoga acaranya diadakan di kota-kota lain juga ya.
aku salut sama acara edukasi gizi. akar dari tumbuh kembang anak sebelum pendidikan tentulah gizii supaya badan sehat bisa menerima ilmu dengan baikk
ReplyDeleteKeren banget sih programnya danone
ReplyDeleteAstagaaa, saya salah fokus sama sate hahaha.
ReplyDeleteMakanan aja nih yang ada di pikiran :D
Kalau Danone emang nggak bisa diragukan lagi, kepeduliannya terhadap segala aspek kehidupan sangat patut diapresiasi.
Baik itu untuk lingkungan, maupun kesehatan
Ini acara keren banget y kak.. karena pastinya pengetahuan masyarakat awam tentang makanan bergizi itu pasti sangatlah minim..
ReplyDeleteSaya baru sebatas membaca dan melihat tentang cacing Nyale ini. Belum pernah nyoba sama sekali. Ternyata kandungan gizinya banyak ya Mbak. Bahkan bisa dikonsumsi dalam keadaan hidup. Alamaaakk.
ReplyDeleteduh makan cacing
ReplyDeletemungkin menjijikan tapi proteinnya tinggi, sekitar 70-80 %
andaikan para ibu yang anaknya stunting paham akan hal tersebut, mungkin mereka bisa memberi anak2nya kecukupan protein
3,5 tahun cuma 9 tahun, duh jauh banget ngejarnya
Waaah serunya main dan belajar ke Lombok.
ReplyDeleteBtw, meski warna warni tapi saya gelii liat cacingnya, mbak :D
Saya klopun harus konsumsi itu, smoga ngga ada yang ngasih tau kalo itu berbahan cacing
Pasti senang banget ya bisa terpilih dari sekian blogger mengikuti event Danone gelar rangkaian edukasi gizi di Lombok!
ReplyDeleteBtw,
Dari semua destinasi di atas, mana yang paling berkesan, Mak?
Boleh tahu dong alasannya.
Edukasi gizi ini harus berkelanjutan dan di seluruh tempat ya kak, sehingga para masyarakat memiliki literasi gizi. Apalagi asik juga ini sambil ke Lombok 🤩
ReplyDeleteSedih membaca bahwa lebih banyak perempuan yang "terpaksa" menjadi pemulung sampah di TPA, tiap hari menghirup bau menyengat yang bahkan kita pakai masker pun maunya tetap bisa nembus.
ReplyDeleteSemoga dengan peran serta Danone, angka stunting di Lombok bisa menurun ya, kesejahteraan masyarakat juga bisa meningkat
Aku bener-bener fokus ke Bau Nyale, kak Utiee..
ReplyDeletePenasaran sama warna warni kaya mie ini menarik hati, tapi kalo dimakan hidup-hidup, kesannya jadi horor yaah..
Huhuh...ternyata Bau Nyale ini tradisi menangkap cacing laut yang dulunya memiliki kisah unik.
MashaAllah, dari edukasi stunting, sampai ke aktivitas yang menyenangkan bersama warga asli Lombok.
Edukasi tentang gizi ini masih jadi PR besar untuk Indonesia, ya. Maju atau tidaknya suatu bangsa juga berkaitan erat dengan gizi masyarakatnya. Semoga aja semakin banyak masyarakat kita yang sadar akan gizi
ReplyDeletewaktu ke Lombok, penasaran banget sama sate rembiganya, ahaha. ternyata masaknya memang gak mudah ya, butuh waktu.
ReplyDeletebtw, aku geli sendiri liat nyalenya. apalagi membayangkan itu dimakan hidup hidup, huaa
tapi seru sih, jadi tau kalau ternyata di Lombok juga berjuang mengatasi stunting. apalagi orang2 yang terpaksa hidup di TPA tersebut. sulitnya memberikan gizi berdampak pada kemungkinan stunting pada anak. :(
Semoga edukasi mengenai gizi kayak gini makin gencar dan makin menyeluruh, sehingga stunting ini betul betul bisa diatasi
ya ampun aku langsung geli lihat cacingnya, mbak. itu cacingnya memang banyak gitu atau dikembangbiakkan ya? salut banget nih sama danone yang berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan lewat program daur ulangnya
ReplyDeleteMasyaallah rundown acara dlm rangka edukasi Gizi di Lombok by Danone nya bener2 daging banget mbak
ReplyDeleteApalagi edukasinya juga sekaligus meninjau langsung TPA nya
Jadi bisa tahu kondisi di sana
Belum lagi dengan kuliner Lombok
Ehh itu ada Festival Nyale juga
Aaahh, aku pernah lihat cacing hijau itu di postingan teman, warga sana ada yang langsung makan begitu aja rasanya gimana gitu ihiii
Masalah stunting di Indonesia memang masih tinggi dan perlu banget campur tangan berbagai pihak dalam pencegahan stunting. Khususnya edukasi ke masyarakat agar lebih memerhatikan gizi anak-anak. Apresiasi banget nih sama Danone yang ikut andil dalam pencegahan stunting
ReplyDeleteSelamat mba kepilih Danone ikut ke lombok, ini yg dari lomba konten isi piringku ya. Danone konsisten dengan program edukasinya
ReplyDeleteWah, aku terkejut ternyata di tempat seindah Lombok ada juga tempat mengerikan seperti TPA Kebon Kongok yang gunungan sampahnya mencapai 4 meter, ya? Betul banget sih ini harus mendapatkan edukasi yang tepat, karena di tempat tersebut berpotensi buruknya sanitasi yang menjadi salah satu penyebab stunting. Alhamdulillah Danone cepat berinisiatif, ya.
ReplyDeleteAlhamdulillah banget, kini edukasi gizi sudah sampai ke pelosok negeri dan semua para Ibu dikenalkan dengan isi piringku. Sehingga harapannya angka stunting di Indonesia menurun dan semua generasi Indonesia menjadi generasi emas.
ReplyDeletePengalaman tak terlupakan pastinya, bisa ke Lombok yang emang cakep ya mbak. Ga ngebayangin gimana rasanya tumpukan sampah sampai 4 meter duhduhduh. Stunting emang PR berat, tidak hanya Pemerintah tapi juga kita ya sebagai masyarakat harus peduli terhadap gizi yang baik dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.
ReplyDeleteDanone tetap concern ya dengan programnya mengedukasi gizi pada masyarakat. Semoga program-programnya di Lombok berjalan lancar dan mengikis stunting pada anak-anak di Lombok.
ReplyDeleteaku cukup kaget dengan kondisi lingkungan di lombok yang ternyata juga menyimpan banyak sampah ya, sejauh ini yang aku tahu di lombok wisatanya indah banget. dan aku tertarik dengan topik 'isi piringku' soal gizi makanan yang kita konsumsi. mau duit banyak pun kalau makanannya gak bergizi ya gak bagus. salut untuk danone yang mendukung campaign semacam ini menurutku sangat edukatif dan inspiratif
ReplyDeleteGimana rasanya Nyale? Xixixi.... Edukasi gizi sekaligus pengelolaan sampah ya. Bermanfaat sekali program Danone ini, semoga dapat mengurangi angka stunting.
ReplyDeleteBegitu baca part durian n sate tetiba langsung lapar. Astaga.wkwk.. curhat mbak disini lg musim durian n harganya 10k perbiji itu bener2 bikin aku seneng. Tp ttp gak bs banyak makannya Krn di rumah aku doang yg doyan.wkkw
ReplyDeleteDi Lombok itu makanan lautnya juara. Sayang sih kalo lautnya yang indah tercemar sampah. Terutama sampah plastik nih. Danone punya peer berat nih untuk memperbaiki ekosistem dengan limbah plastik yang ramah
ReplyDeleteSeharusnya kegiatan seperti ini harus diperbanyak ya, aku salut sama program recycle plastik untuk pemulung karena ya emang harus digunakan lagi biar gak mencemari lingkungan. Ngomong-ngomong sate rembiga, aku penasaran sama makanan ini soalnya belum kebayang sama sekali rasanya kek gimana, emang harus cobain langsung kayaknya
ReplyDelete