Peran Tranportasi Publik di Aceh Setelah Tsunami
Hallo semua semoga selalu sehat-sehat ya, di blog kali aku mau menceritakan perjalanan Transmate Journey yang ke 2. Kali ini aku bersama-sama teman-teman mengunjungi kota Banda Aceh. Masih ingat blogku kemarin tentang perjalanan ke Surabaya. Nah kali ini aku akan menceritakan bagaimana tentang Kota Aceh dari segi transportasinya, wisata dan tentu kulinernya yang memang gak pernah fail dari segi rasa.
Oh iya untuk ke Aceh ada 2 pilihan nih untuk naik pesawatnya bisa yang langsung atau yang transit. Nah kemarin kebetulan aku berangkat yang transit. Sudah ada di Bandara Soetta pukul 03:00 karena pesawatku take off pukul 05:30, Alhamdulilah perjalanan lancar tiba di Bandara kualanamu Medan pukul 08.30 lanjut lagi ganti pesawat. Take off pukul 08:45 sekitar pukul 10:00 sudah mendarat di Bandara Internasional Iskandar Muda Aceh.
Kagum dengan Aceh. Bandaranya kini bagus walaupun tidak sebesar Bandara Soetta tapi cukup nyaman. Jadi flashback saat terjadinya Tsunami tanggal 26 Desember 2000 yang lalu meluluhlantakkan hampir 90% Aceh. tapi kini Bandara nya berdiri megah, Dengan ciri khas mirip stupa masjid berwarna hijau dan kuning berdiri megah menyambut kedatangan kami.
Hari Pertama di Aceh
Terminal Tipe A Banda Acah
Setelah sampai Bandara langsung disambut Kak Endie dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) mengajak kita untuk makan siang terlebih dulu untuk mencicipi kuliner khas Aceh yaitu “Ayam Pramugari” sebelum menuju kantor BPTD.
Resto tidak jauh dari bandara hanya sekitar 15 menit kita bisa jumpai RM Aditya Jaya, cerita tentang gimana rasanya Ayam Pramugari dan kenapa diberi nama itu, akan aku ceritakan lebih lengkap di blog kuliner aku utiessen.com 😊. So kita lanjut lagi perjalanannya ya.
Bersama Bpk Mulyahadi dan staff kantor BPTD |
Setelah makan siang akhirnya lanjut ke Kantor BPTD bertemu dengan Kepala BPTD Aceh, Ir. Mulyahadi, MSTR menceritakan Aceh setelah Tsunami. Banyak pembangunan khususnya infrastruktur transportasi baik prasarana dan sarana di aceh . Misalnya dibangun beberapa 5 Terminal Tipe A dan Tipe B di sisi Timur Aceh dan satu sisi di barat Aceh. Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue dan juga wisatanya. Dengan anggaran yang diberikan pusat dioptimalkan dan pelayanan tetap dijalankan.
Nah kantor BPTD ini satu lokasi dengan Terminal Tipe A Banda Aceh yang dulu bernama Terminal Batoh. Ternyata terminal ini sedang dalam tahap pembangunan juga.
Oh iya berganti namanya dari Terminal Batoh ke Terminal Tipe A ini memang sesuai fungsinya yaitu yang berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar propinsi (AKAP), dan angkutan lintas batas antar negara, angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota (AK) serta angkutan pedesaan (ADES).
Terminal Tipe A ini ramainya di malam hari karena hampir rata-rata bus sedang perjalanan balik ke aceh. Akhirnya setelah istirahat di Hotel kami kembali mengunjungi Terminal Tipe A ini. Memang benar yang tadi siang melompong hanya beberapa Bus Trans Koetaradja yang terparkir , malam dipenuhi dengan banyak sekali Bus.
Suasana malam hari di Terminal Tipe A Banda Aceh |
Menurut Bpk Hariyanto sebagai Koordinator Satuan Pelayanan. “Keramaian puncak di terminal ini pada saat jumat malam sabtu karena libur. Dan kini bus yang beroperasi ada sekitar 30 Bus setiap malamnya. Sebelum pandemi kemarin ada sekitar 50 Bus yang jalan dan hampir rata-rata tujuannya ke Medan.
Sempat juga kami nih mewawancarai penumpang, salah satu mahasiswi Syiah Kuala Aceh yang akan pulang ke Medan. Katanya “Paling suka naik Bus JRG karena selalu tepat waktu, berangkat pukul 8 malam tiba di Medan pukul 8 Pagi, Busnya juga nyaman. Sedangkan dari segi harga tidak terlalu mahal juga tidak terlalu murah.”
Dan aku akui nih. Terminal Tipe A Banda Aceh ini bersih dan nyaman, satu lagi tidak berbau “pesing” yang sering naik Bus dari Terminal pasti tahu maksudnya. Tersedia ruang tunggu yang nyaman, ada pusat jajanan, oleh-oleh dan juga counter tiket.
Nah bagi kamu nyang ingin naik bus dari terminal ini, ada baiknya membeli tiket secara online , bisa juga on the spot. cuma sering habis katanya.
Alamat terminal Tipe A Banda Aceh Jl. Mr Teuku Moh. Hasan, batoh, kec Lueng Bata, Kota Banda Aceh.
Setelah hampir 1 jam berada di terminal , sebelum balik ke hotel kami diajak ke tempat Warung Kopi yaitu Kupi Khop. dimana minum kopi ini secara terbalik dan menggunakan sedotan, nah ini juga aku akan bahas di blog kuliner aku ya.
Hari ke - 2 di aceh
Pasar Alhamira Relokasi dari Pasar Peunayong
Pagi harinya sekitar pukul 08.00 kami menuju Pasar Alhamira yang merupakan relokasi dari Pasar Peunayong. Pasar ini dijadikan pasar induk bagi pedagang-pedagang eceran yang sering keliling di perumahan atau perkampungan.
Suasana Pasar Alhamira |
Terbukti nih, ketersediaan sayur mayur, daging, ayam atau rempah-rempah dan lain-lainnya lengkap berarti distribusi berjalan lancar. Hanya memang dikeluhkan oleh beberapa pedagang banyak yang kehilangan pelanggan tidak seperti di Pasar Peunayong sebelumnya apalagi ke pasar ini tidak ada transportasi publik yang memudahkan masyarakat untuk belanja. Hampir rata-rata mereka menggunakan motor pribadi atau becak.
Tapi fasilitas dari pasar Alhamira ini sudah sangat lengkap dari parkiran yang luas serta kios yang tertata rapi. Alasan relokasi ini katanya nanti kawasan Peunayong akan dijadikan kawasan pusat kuliner sebagai penunjang destinasi wisata dan akan menjadi pusat perekonomian baru.
Kantor Dinas Perhubungan Kota Aceh
Setelah keliling Pasar Alhamirah lanjut lag perjalanan kami ke kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh.
Terus terang tujuan kami merencanakan ke Aceh salah satunya karena media sosial Dishub Aceh selalu update dan pernah aku mencoba untuk menanyakan tentang transportasi publik di Instagramnya Dishub admin selalu cepat tanggap untuk menjawab.
Dan akhirnya rasa penasaran itu terjawab karena Dishub Aceh mempunyai team yang solid dan mempunyai ruang kerja dan sarana yang lengkap. Dari content creator, design grafis juga photographer. Dan peralatan mereka juga selalu terbaru hiks agak minder kesana ih,,, karena handphoneku masih tipe yang lama.
Bersama Bpk Faisal dan Bpk Rizal di Kantor Dishub Aceh |
Di kantor Dishub bertemu dengan Bpk Teuku Faisal ST, MT selaku Kepala Dinas dan Bpk Rizal Sekretaris Dishub Aceh. Bpk Faisal menceritakan bahwa peran media sosial itu sangat penting bagi masyarakat. Apabila kita kerja terus masyarakat tidak tahu itu untuk apa. Apalagi ini masalah transportasi yang menjadi jembatan untuk masyarakat melakukan mobilitas harus disosialisasikan,
Nah di Aceh memang sosialisasi untuk transportasi publik seperti Bus Koetaradja masih menjadi peer karena Aceh kota kecil dengan jarak yang dekat mereka enggan menggunakannya masih banyak yang menggunakan motor.
Sejak kemunculannya Bus Trans Koetaradja dari tahun 2016 ini masih gratis, ada sekitar 52 Bus saat ini yang beroperasi dengan 6 koridor. Dan nanti mungkin akan berbayar itu masih dalam tahap pertimbangan untuk saat ini. Karena untuk merubah mindset untuk naik transportasi publik di Aceh ini masih sedikit sulit apalagi nanti kalau berbayar.
"Tapi Bus Koetaradja ini tetap berjalan, karena pernah didata nih perbulannya hampir ada 4 juta orang terutama koridor 1 itu dari pusat kota Aceh menuju Universitas Syiah Kuala.
Dan untuk Damri ternyata ada 2 bus yang saat ini jalan. Walaupun memang jarang peminatnya tetap tetal jalan, sekali lagi untuk transportasi publik ini tertuju pada peminatnya.
Walaupun jarang peminatnya tetapi rute sudah kami persiapkan untuk kedepannya nanti. Begitu juga dengan kereta api, Bus Listrik. Kalau Bus listrik ini tergantung pusat karena e-catalognya belum tersedia. Setelah uji coba Bus Listrik, kami memang ingin diadakan yang nantinya ada kemungkinan rutenya akan mendukung feder yang utama."
"Intinya persentase cakupan pelayanan transportasi publik di Banda Aceh mencapai 75% artinya sebanyak 67 gampong (kampung) dari total 90 gampong yang telah terkoneksi dengan transportasi publik masyarakatnya terlayani atau menggunakan jasa transportasi publik".
Dan Bpk Rizal mengatakan semoga nih kedepannya ada award untuk media sosial Dishub di setiap provinsi. Jadi nanti mereka benar-benar melakukan apa yang mereka buat. Kalau di Aceh ini gubernurnya selalu memantau medsos kami. Karena perhubungan itu penting mencakup semua sektor itu terhubung dan menjadi jembatan.
Dan Terakhir beliau juga mengatakan karena Tsunami juga Aceh dijadikan Kota Pusat Research Tsunami oleh beberapa negara luar mereka belajar bagaimana Aceh begitu cepat recovery dari musibah. Dan untuk sarana transportasi juga banyak dari bantuan pihak asing seperti Pelabuhan Meulaboh dari Singapura dan Pelabuhan Ulee Lheue dari Australia.
Masjid Raya Baiturrahman |
Sholat zuhur di Masjid Raya Baiturrahman
Setelah dari kantor Dishub kami mampir untuk sholat zuhur di masjid Raya Baiturrahman. Jadi kabayang lagi saat kejadian Tsunami hanya bangunan Masjid ini yang selamat, kebayang dong pas masuk pelataran masjid aku beneran merinding, Karena terus terang ini impian aku untuk bisa sholat disini masjid yang menjadi saksi bisu peristiwa Tsunami.
Kalau membaca berita ada ratusan orang berlindung disini walaupun air masuk tapi bangunan ini tetap kokoh, ini menjadi bukti kuat dan kekuasaan Allah yang seharusnya kita semua bisa ambil pelajaran.
Masjid Baiturrahman dibangun pada 1612 M oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Masjid ini pernah menjadi bangunan paling megah pada abad ke -18. Dan menjadi sejarah juga atas perjuangan masyarakat aceh melawan tentara penjajah, untuk mempertahankan masjid ini.
Masuk ke dalam masjid kita akan disambutnya oleh banyaknya tiang yang menyangga bangunan masjid. Lantai Masjid Baiturrahman dilapisi marmer dari Tiongkok yang membuat lantai menjadi sejuk. Kesan megah masjid ini semakin didukung dengan interior dinding, jendela kaca dan lampu hias serta batu-batu bangunan yang berasal dari Belanda. Berada di dalam masjid terasa adem tidak ada panas-panasnya seperti udara diluar.
Alhamdulillah akhirnya hanya berucap syukur bisa bersujud dan berdoa didalam masjid ini. Semoga nanti juga bisa mengajak keluarga untuk solat bersama, aamiin
Keliling Naik Bus Trans Koetaradja
Setelah ishoma, kita semua keliling naik Bus Trans Koetaradja inilah bus yang merupakan angkutan publik utama di Aceh, yang memang busnya sudah sangat nyaman fasilitasnya, ada AC, juga CCTV di setiap bus untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang tentunya.
Tempat duduk di Trans Koetaradja dipisah antara perempuan dan laki-laki, untuk penumpang perempuan duduk di bangku antara bagian depan hingga tengah bus, sedangkan penumpang laki-laki duduk di bagian tengah hingga belakang bus.
Bus ini memiliki skala prioritas untuk penumpang. Jika bus sedang penuh, penumpang berkebutuhan khusus seperti wanita hamil, disabilitas, lansia, dan orang yang membawa bayi menjadi prioritas untuk mendapatkan tempat duduk. Setiap bus terdapat seorang supir dan asisten supir (kernet).
Rute Bus Trans Koetaradja
Rute transportasi Trans Kutaraja melayani 6 koridor (PP) yang akan dilewati, yaitu
- Koridor 1 Pusat Kota - Darussalam.
- Koridor 2A Pusat Kota - Balang Bintang (Bandara Sultan Iskandar Muda),
- Koridor 2B Pusat Kota - Pelabuhan Ulee Lheue ,
- Koridor 3A Pusat Kota - Setul -Mata Ie,
- Koridor 3B Pusat Kota - Lhoong Raya - Mata le, d
- Koridor 5 Pusat Kota-Ulee Kareng-Bandara Sultan Iskandar Muda dan nanti bulan Agustus akan ada koridor untuk ketempat wisata
Selain sebagai sarana transportasi, beberapa halte Trans Koetaradja juga diletakkan berdekatan dengan beberapa destinasi wisata di Kota Banda Aceh, seperti Museum Aceh, Museum Tsunami, dan Masjid Raya Baiturrahman.
Tadinya setelah naik Bus Koetaradja kami akan berkunjung ke Museum Tsunami dan Museum Aceh sayangnya sedang tutup karena ada perbaikan padahal kami ingin menyaksikan bagaimana bukti-bukti perjalanan Aceh bangkit melalui gambar saat terjadi Tsunami. sepertinya memang harus ke Aceh kembali suatu saat nanti.
Nah blog tentang peran transportasi publik di Aceh setelah Tsunami, berakhir disini akan berlanjut ya teman ke blog ke 2 membahas tentang pelabuhan penyeberangan dan membahas sedikit tentang Sabang sebagai destinasi wisata yang keren.
utieadnu
MasyaAllah.. meskipun ini jurnal tentang transportasi, merinding banget pas lihat Masjid Raya Baiturrahman, ada keharuan dan kekaguman luar biasa. Berbicara soal mindset memang nggak mudah ya mbak untuk mengubahnya, butuh waktu yang lama.. Pasti disana kantor-kantor pemerintahan berbau bau islam ya mbak,, ^^
ReplyDeleteSenangnya jika terminat seperti Terminal Tpe A Banda Aceh ini, yang terjaga kebersihannya. Semoganya terjaga selamanya.
ReplyDeleteKagum dengan transportasi publik Aceh
ReplyDeleteMasi banyak yang menggunakan, sarana transportasi nya juga nyaman
Terminalnya bersih
Aku belum pernah ke Aceh, tapi kalo lihat liputan masjid Raya Aceh yang sangat bagus ini selalu bikin terharu, pingin bisa sampai kesana. Ohya, kalo malam bisnya bagus banget ya ada lampu warna warninya
ReplyDeleteNgga heran ya mbak, kalau tiket bus dari Terminal Tipe A cepat habis. Aku lihat, bisnya juga nyaman untuk perjalanan jauh, apalagi terminalnya bersih. Orang jadi enggak segan mau naik bus dari sana
ReplyDeleteWah, bus-busnya bagus banget. Cocok untuk rute perjalana jauh, seperti Aceh - Medan atau sebaliknya.
ReplyDeleteSudah ada bus trans juga. Malah dari tahun 2016. Mantap punya nih. Jadi kangen naik bus lagi.
Aceh ini termasuk hebat ya. Tahun 2004 luluh lantah kaya gitu dan sekarang sudah jauh lebih maju. Transportasinya juga terbilang bagus. Jadi mau ke sana juga
ReplyDeleteSalut dengan Aceh yang lekas berbenah dan kembali indah pasca tsunami. Bagus banget nih sudah tersedia transportasi publik yang layak. Meskipun saat ini masyarakat masih rendah animonya untuk menggunakan moda tersebut, suatu saat pasti mereka akan menyadari pentingnya menggunakan transportasi publik dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Lebih ramah lingkungan kan, polusinya jadi berkurang.
ReplyDeleteKak Utie kalau mengulas perjalanan ke Aceh bikin doa banyak-banyak..
ReplyDeleteAku juga pingiiin.. Karena dulu numpang lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak di Sumatera.
Semoga ransportasi Aceh yang lebih baik ini bisa membuat masyarakat semakin nyaman dalam menggunakannya. Harga terjangkau, bersih dan nyaman.
Aceh cepat bangkit ya, masya Allah. Merinding sekali pas bagian Mesjid Baiturrahman. Aku sempat bikin artikel tsunami Aceh waktu kuliah, gak ngerti kenapa mesjid-mesjid di sana banyak yang selamat. Masya Allah, Allahuakbar
ReplyDeletemasyaAllah perkembangan transportasi di Aceh udah makin keren ajaa
ReplyDeletesalah satu kota yang jadi list tempat yg mau aku kunjungi kalau bisa keliling indonesia, Aceh ini pertama..
Eh aku baru tau kalau di Aceh diatur duduknya anatara laki2 dan perempuan. Bagus juga ya, jadi dibatasi, ga nyampur.
ReplyDeleteSemoga makin bertambah minat masyarakat Aceh untuk pakai transportasi umum di sana, karena dari segi fasilitas udah bagus banget ya.