Haii,, seperti yang kita ketahui ternyata dampak pandemi terhadap keuangan yang kita miliki nih ternyata berdampak besar. Terlebih jika kita hanya mengandalkan hasil dari satu lubang (baca : gaji suami). Yang ternyata dalam satu tahun ini dikurangi oleh pihak perusahaan.
Hal ini dari awal tentu kita tidak duga sama sekali dan tidak tahu kapan pandemi akan selesai, alangkah bijaknya bagi kita untuk mulai mengatur strategi bagaimana cara mengatur keuangan agar kembali ke kondisi keuangan yang tetap stabil dengan berbagai resiko terburuk yang mungkin mengancam.
Nah saya mau menceritakan setahun belakangan masalah keuangan yang kami hadapi, kebetulah suami pun terkena dampaknya, sampai sekarang pun pihak tempat suami bekerja masih memberlakukan sistem WFH (Work From Home). Jadi 5 hari kerja itu, 2 hari datang ke kantor dan 3 hari bekerja di rumah. Tetapi hanya mendapat gaji pokok, untuk tunjangan makan, transport, bonus perbulan ditiadakan. Tentu saja hal itu membuat saya awal mulanya agak bingung..
Masalahnya 2 anak mondok, perbulannya butuh biaya yang sangat besar, belum lagi cicilan yang harus dibayar setiap bulannya. Sedangkan sebagai tenaga freelance script writer pun, beberapa bulan ini kosong.
Dan ternyata tanpa saya sadari post tabungan mulai menipis karena terpakai kebutuhan sehari-hari. Dan juga karena saya memakai uang tabungan untuk buka usaha frozen food. Yang ternyata keuntungannya agak lambat tidak seperti yang saya harapkan awal. Hal itu ternyata keuangan saya dikategorikan sedang tidak baik-baik saja.
Dan beruntungnya kemarin saya ikut Webinar Ngopi Bareng Bang Amar dengan tema Bijak Merencanakan Keuangan yang diselenggarakan oleh Amar Bank pada tanggal 20 Maret 2021, mendapatkan banyak ilmu nih. hadir sebagai pembicara :
- Aidil Akbar Madjid, MBA, MNLP, CFE, CFP, CH, CHt, RIFA, RFC sebagai Perencana Keuangan Senior
- Ghaida Nuris Tsara sebagai Coordinator Referral Program tunaiku Amar Bank
Bijak Mengelola Keuangan Ala Aidil Akbar
Menurut Bang Aidil gimana sih agar kita bijak mengelola keuangan agar keuangan kita tetap stabil?. Nah sebenarnya keuangan itu dibagi 2, yaitu keuangan keluarga dan keuangan usaha. Kadang nih kita tidak bisa mengaturnya dan hal ini akan menimbulkan keuangan kita menjadi tidak sehat. Duhh saya banget ini,,,, Sekarang kita bahas dulu Keuangan Keluarga.
Seperti Apa Keuangan Keluarga yang Sehat Itu?
Nah keuangan keluarga yang sehat itu seperti apa?
Yang pertama, sehatnya begini misalkan kita pekerja nih, pemasukan kita setiap bulan dikurangi semua pengeluaran termasuk kebutuhan sehari-hari, apabila masih ada sisa itu sehat. Kata Bang Aidil jika diatas 10% itu termasuk sehat apalagi jika lebihnya bisa mencapai 30% jatuhnya berarti keuangan kita sehat. Nah sisanya itu bisa kita tabung atau kita investasi.
Lanjutnya jika kekayaan bersih atau aset yang kita miliki setelah dikurangi hutang masih ada dana sisa itu berarti sehat, nah kalau minus berarti kita sudah bangkrut.
Kemudian kita harus memiliki dana darurat, nah kita harus memiliki dana darurat untuk jaga-jaga. Jika kejadian yang tidak terduga misalkan tiba-tiba mengalami kecelakaan, kita tidak perlu menjual aset seperti kendaraan, rumah atau perhiasan.
Kemudian jika ada hutang, hutang yang dikategorikan baik itu jika ada nilai investasinya, seperti hutang cicilan rumah, kendaraan itu dikategorikan baik, jika diluar itu misalkan cicilan hanphone baru itu dinilai kurang baik jika memang handphone yang kita miliki hanya untuk gengsi.
Dan terakhir keuangan sehat itu kita harus mempunyai asuransi. Karena apa seperti yang kita ketahui biaya kesehatan itu sangat mahal. Nah minimal kita harus mempunyai asuransi kesehatan, baik itu yang mandiri dari perusahaan swasta atau dari pemerintah seperti BPJS.
Kedua harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, ini juga penting karena saat ini banyak orang salah, yang tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, kebutuhan itu adalah kebutuhan pokok yang apabila tidak kita penuhi tubuh akan sakit, sedangkan keinginan itu diluar kebutuhan. Jika tidak dipenuhi gengsinya yang akan sakit seperti beli Hp keluaran terbaru, baju model terbaru dll
Ketiga Menabung, kita harus punya tabungan karena kita tidak tahu besok akan terjadi apa, kedepannya itu masih misteri, dan semuanya itu nanti akan butuh biaya, jadi sifatnya menabung itu penting dan harus dilakukan diawal.
Keempat Investasi, investasi banyak pilihan dari yang simple seperti emas, obligasi, reksadana, ataupun usaha sampingan nah ini bisa juga bagian dari investasi. Investasi ini akan berguna apabila suatu saat kita sangat butuhkan.
Lanjut membahas Keuangan Usaha.
Nah biasa manajemen yang salah karena keuangan keluarga dicampur dengan keuangan usaha yang seharusnya dilakukan secara terpisah. Karena nanti uang akan terpakai untuk kebutuhan sehari-hari sehingga uang tidak bisa memutar, jadi jatuhnya usahanya akan rugi karena modal habis.
Menentukan biaya, artinya kita harus tau menghitung kebutuhan biaya untuk usaha, jadi kita nanti bisa menentukan harga jual yang tidak merugikan atau istilah jangan sampai kita buka usaha dapatnya capek doang.
Banyak nih memulai usaha orang meminjam dari bank, nah apakah usaha kita yang dihasilkan bisa membayar cicilan atau tidak jika bisa berarti usahanya berhasil.
Skema Rumus Mengatur Keuangan Bulanan
Bagaimana skema merumuskan keuangan yang baik?. Misalnya penghasilan kita 5 juta, untuk kebutuhan pokok (sandang pangan, papan, sekolah anak) harus 40% dari penghasilan, kemudian cicilan rumah, cicilan mobil totalnya maksimal 30% dari penghasilan, jika ditambahkan jadi 70%.
Sisa 30 % ini harus dibagi untuk masa depan , investasi pendidikan, rumah, minimal itu harus 20%, sisanya 10% untuk apa?, untuk sosial untuk kebaikan, misalkan zakat, sedekah makin banyak makin bagus, karena disetiap harta yang kita miliki ada hak orang lain.
Pengsahasilan Tambahan
Kemudian biasanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, orang memiliki kerja tambahan. Banyak macam jenisnya bisa menjadi pekerja tambahan ada sepulang kerja menjadi supir online atau buka usaha di rumah seperti kuliner, atau apapun.
Biasanya banyak yang memulai usaha dengan cara meminjam online karena diniliai lebih praktis dan mudah. Nah ini harus hati-hati, harus bisa memilih pinjaman online yang terpercaya, terdaftar di OJK, ada platformnya, punya reputasi baik, cicilan berjangka panjang. Bunga kompetitif artinya bunganya lebih kecil dari keuntungan bersih. Jadi ambilah pinjaman dengan bijaksana sesuai kebutuhan dan jika pinjaman itu sebisa mungkin harus untuk usaha yang produktif.
Jadi intinya dimasa pandemi kita harus pintar-pintar mengatur keuangan, harus bisa membedakan kebutuhan dan keinginan agar penghasilan yang kita dapatkan masih ada sisanya untuk tabungan atau investasi. semoga bijak mengelola keuangan ala Aidil Akbar ini bermanfaat ya.
utieadnu
Skema pengaturan keuangan ini penting bgt kita praktikkan dengan baik ya Mba
ReplyDeleteJangan sampe besar pasak daripada tiang.
terus semangaaatt beradaptasi di masa pandemi
Iya mba setuju mesti banget d catat n dimasukan ke post3
Deleteaku juga selalu berusaha untuk mengelola keuangan dengan bijak. Apalagi di zaman pandemi seperti ini ya mba
ReplyDeleteIya kak mesti bijak- bnget sekarang
DeleteSaya setuju banget kalau kita harus semakin bijak mengatur keuangan. Apalagi sejak ada pandemi. Harus semakin berhati-hati jangan sampai terjebak hutang yang tidak perlu
ReplyDeleteKeluarga kecil saya hanya memiliki penghasilan tetap dari satu pintu (suami). Pengaturannya diserahkan pada saya. Jadi benar-benar harus belajar cara mengelola keuangan keluarga. Menyisihkan tabungan/investasi di awal gajian, dan bukan menyisakan itu bener-bener menolong supaya kita tidak kalap belanja konsumsi.
ReplyDeletesemenjak 1 tahun jobless, lalu suami pun ikutan di bulan Oktober 2020, kami pun cukup struggling dengan keuangan, dana darurat habis di bulan Mei-Juni, setelah itu? Masih ada gaji dari suami, lalu dia dirumahkan. Jadi dimulai dari awal lagi kelola keuangan keluarga
ReplyDeleteMakasih sharingnya mbak. Saya dan suami baru 4 tahun menikah, masih banyam banget PR. Bagi sebagian orang kami dibilang pengiritan hahahah.. Tapi kenapa malu dibilang pengiritan kan? Toh alhamdulilah makan sehari2 syaa usahakan gizi seimbang. Hanya saja kami harus menghapus pos2 yg ngga penting
ReplyDeleteWah aku masih harus belajar mengelola keuangan dengan bijak nih, apalagi saat pandemi sekarang. Betul banget, harus bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan yang memang perlu ya. Makasih sharingnya mbak.
ReplyDeleteAku masih kacau nih mak mengatur pendapatan usaha dan keluarga, jadi tercampur.. Yang penting diutamakan bayar hutang dan cicilan dulu deh.. Semoga semuanya segera membaik ya mak aamiin
ReplyDeleteDuh, keknya aku mesti atur lg deh managemen keuangan aku. Krn aku itu 50% kebutuhan. Sisa 50%nya baru buat kebaikan, masa depan, darurat dsb.
ReplyDeleteSetuju banget terutama di bagian mantra yang ini:
ReplyDelete"Belilah sesuai kebutuhan, bukan keinginan!"
Aku juga pernah mengadopsi ungkapan ahli keuangan Safir Senduk:
"Sisihkan dana buat tabungan, baru belanjakan, bukan sebaliknya, setelah belanja, sisanya baru ditabung!"
Hmmm.
Selama pandemi ini, memang banyak hal yang berubah. Salah satunya adalah pendapatan yang menurun tajam karena saya dan suami buka usaha bersama, omset menurun drastis. Maka kami pun harus atur strategi supaya keuangan tetap aman dengan hemat sana sini dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu
ReplyDeletePR banget ini, harus bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Kadang suka bocor disini, pingin ini itu langsung beli padahal nggak butuh banget
ReplyDeleteBetul banget kak Uti, pandemi ini tuh kita harus lebih hati-hati lagi dalam pengeluaran. Aku pun semenjak pandemi mengatur ulang pengeluaran rumah tangga.
ReplyDeleteBenar banget, banyak orang yang tidak bisa membedakan hutang antara hutang baik dan hutang tidak baik. Tergoda pengen beli barang mewah dan mahal, padahal nggak butuh amat akhirnya dibelain berhutang. Padahal kalau sabar dan berusaha, insya Allah pasti ada rejekinya. Amin yra.
ReplyDeletePandemi semakin mengajarkan kita banyak hal, selain bisa menambah pengetahuan mengenai mengatur keuangan via zoom begini, hihii...alhamdulillah~
ReplyDeleteKonsepnya harus diiringi dengan praktek niih.. Kesungguhan dalam maengatur pos-pos pengeluaran keuangan.
Hal yang pertama dilakukan pasti harus bijak mengelola keuangan
ReplyDeleteSaya selalu mengunakan rumus mengelola keuangan saat pertama kali mendapatkan penghasilan Mbak, yaitu membagi kebutuhan sampai menutup satu bulan. Itu artinya adalah bijak mengelola keuangan, setuju sekali Mbak
kudu bijak emang dalam banyak hal apalagi ini kan lagi pandemi kalau ga bisa ngaturnya pusing ntaran
ReplyDeleteDi masa pandemi ini saya pengen banget bisa buka usaha... Harus direncanakan dengan matang ya, supaya keuangannya lancar...
ReplyDeleteAlhamdulillah kalau liat dari katgori keuangan sehat, ade masih sehat. Emang ngatur keuangan tuh gampang-gampang susah. Susahnya tuh nahan nafsu beli ini itu diluar budget yang sudah ditwntuin.. xixixi...
ReplyDeleteMenabung perlu banget ya apalagi anak-anak udah mau sekolah lagi eh mau lebaran juga ding
ReplyDeleteHuhu aku selama pandemi ini entah manajemen keuanganku benar benar porak poranda
ReplyDeleteBahkan bersyukur sama recehan yang bisa dibuat beli makan
Sejak pandemi aku takut banget mau ngeluarin uang. Selalu kuitung ulang apakah sesuai sama pemasukan sisanya ditabung
ReplyDeleteTerimakasih sudah sharing. Bermanfaat banget, nih. Apalagi menjelang gajian �� Bisa langsung dipraktekkan ��
ReplyDeleteKalau ngak kuat ngatur keuangan, jadi 5 jutaan terasa kurang. Hadeh perlu banget skill keuangan ini. Kalau tidak akhir bulan bakal makan bayam tiap hari. Wkwkwkw...habis ongkos....
ReplyDeletebtw, makasih kak udah berbagi info.
nice!