Putus Penyebaran Virus Covid-19 dengan Tidak Mudik
Mudik menjadi hal yang selalu ditunggu-tunggu bagi siapapun. Terutama anak rantau, memeluk orangtua mencium tanggannya adalah hal-hal yang selalu dinanti. Menahan berbulan-bulan kerinduan, rindu masakan ibu, rindu dengan suasana rumah, teman masa kecil belum lagi kerabat dekat. Semuanya itu akan terlepas ketika kumpul bersama, perjalanan macet selama mudik sudah dianggap biasa. Tetapi kini ketika wabah virus corona covid 19 menghantui hampir seluruh dunia dan Indonesiapun menjadi salah satunya. Rencana mudik yang telah direncakan harus ditunda.
Pilihan #TidakMudik menjadi langkah bijak untuk memutuskan mata rantai penyebaran Virus ini, yang penyebarannya sangat mudah, tetapi ketika sudah ada ditubuh kita menjadi momok yang menakutkan. Sayapun harus menahan untuk tidak mudik ke Cirebon, biasanya seminggu sebelum memasuki bulan Ramadhan kami selalu berkumpul untuk “munggahan” (acara adat Sunda) saling memaafkan dan membawa sekedar bingkisan untuk keluarga.
Yang pastinya kita sudah mengetahui dan sudah banyak berita tersebar bahwa virus ini penularan dan penyebaran virus ini sangat mudah dan ini faktanya, menurut beberapa ahli kesehatan
Kontak dengan benda yang sering tersentuh
Benda merupakan media yang bisa menjadi cara penularan yang masif. Sebab, menurut penelitian, virus corona COVID-19 dapat bertahan hidup hingga tiga hari dengan menempel pada permukaan benda, benda yang sering terjamah oleh anggota tubuh seperti tangan misalnya otomatis virus dapat berpindah dan menemukan inang baru apabila orang lain menyentuhnya.
Melalui cairan dari batuk atau bersin istilah lainnya Droplets.
Droplets dapat terjadi ketika seseorang meninggalkan cairan ketika bersin, batuk. Cairan yang berisi virus, kuman, dan bakteri kemudian dapat menempel pada benda-benda yang dibawa oleh orang lain. apalagi jika kita berdekatan otomatis cairan bersin bisa menenmpel ke tubuh kita jika orang tersebut tidak menutup mulutnya atau memakai masker.
Tidak melakukan isolasi diri setelah kembali dari wilayah pandemi
Cara lain yang dapat menularkan virus COVID-19 adalah tidak melakukan tindakan pencegahan setelah kembali dari wilayah pandemi. Seharusnya melakukan isolasi mandiri di rumah. Dan ini banyak terjadi di Indonesia saat ini mengingat warga yang kembali dari luar negeri tidak melakukan isolasi diri.
Tidak menjaga jarak/social distancing
Saat ini hal yang bisa dilakukan untuk menghindari diri dari virus corona adalah tidak berada di kerumunan atau tempat ramai. Menurut spesialis penyakit, jarak aman dengan orang lain setidaknya sejauh dua meter. Perlu diketahui, lebih dari 80 persen orang yang positif Covid-19 sebenarnya tidak menunjukkan gejala, dan mereka tidak tahu bahwa dirinya sakit, ada baiknya kita mengkarantina diri di rumah. Dengan karantina setidaknya kita menjauhkan diri dari orang lain sehingga penyebaran virus dapat dicegah. Dan menjaga jarak social distancing menjadi solusi untuk tumbuh kembangnya virus ini.
Lalu bagaimana cara kita agar tidak tertular dan menjadi pembawa virus carrier?
Jagalah kebersihan
Sering mencuci tangan karena tangan merupakan sumber dari berbagai penyakit. Cuci tangan menggunakan sabun bisa mematikan virus.
Selalu jalankan pola hidup sehat
Ini yang penting untuk menunjang aktivitas walaupun Work From Home tetap menjalankan pola hidup sehat, berolah raga, kurangi stress dan istirahat yang cukup dan tetap optimes virus akan segera berlalu.
Isolasi mandiri dirumah
Jika memang tidak ada kebutuhan yang mendesak jangan keluar rumah berkumpul bersama keluarga, tidak piknik apalagi mudik. Beri pengertian kepada keluarga di kampung bahwa tidak mudik bukan tidak ingin bersilaturahmi tetapi justru rasa sayang kepada mereka.
Tidak Mudik dan Tidak Pinik
Tidak Mudik dan Tidak Pinik
Mungkin ini akan menjadi catatan yang akan kita kenang bersama keluarga kecil, saat wabah ini dan bisa mengambil pelajaran dari semuanya. Yakinlah Tuhan tidak akan memberi sebuah cobaan yang tidak bisa kita hadapi. Walaupun Covid-19 sudah menganggu hampir seluruh aspek kehidupan, nanti suatu saat kita akan bangkit jika banyak orang yang terselamatkan.
Dan sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk membuat virus ini tidak menyebar luas lagi. Putus rantai penyebaran virus Covid-19 dengan tidak mudik dan tidak piknik. Di rumah saja dengan keluarga masih bisa berkarya. Jika memang harus terpaksa keluar rumah, jangan lupa untuk menjaga jarak dan segeralah membersikan badan jika kembali ke rumah.
Yuks, sayangi keluarga dengan menahan diri untuk tidak mudik dan tidak piknik. jika kangen orangtua masih bisa kita bertemu melalui teknologi digital lewat video call.
Yuks, sayangi keluarga dengan menahan diri untuk tidak mudik dan tidak piknik. jika kangen orangtua masih bisa kita bertemu melalui teknologi digital lewat video call.
utieaadnu
Semoga pendemi covid 19 segera berlalu, kl saya rajin cuci tangan sih hehe
ReplyDeleteNah iya, apa boleh buat ya, kita harus berbesar hati dengan menahan diri dulu sekarang. Yang menakutkan, masih banyak nih di sekeliling saya yang tak patuh, Mbak. Sekeliling, tetangga masih kayak biasa, anak-anak mereka masih pada bermain di sekitar masjid sampai malam hari, bisa sampai jam 11 malam. Bikin waswas.
ReplyDeletememang godaan banget ya buat nggak mudik, terutama anak sekolah yang kayaknya masuk lagi setelah lebaran deh.
ReplyDeleteKalau kantor mungkin ada kemungkinan buka segera.
Terlebih sekarang banyak yang dirumahkan,mungkin mereka nganggur dan memilih mudik :(
Semoga badai segera berlalu, aamiin
Gimana nasib ibu saya yang nggak bisa pulang ya kak, tapi demi kesehatan dan keselamatan emang sebaiknya nggak mudik dulu. Jadi sama2 menjaga diri masing2
ReplyDeleteJangankan mudik Mba Uti, adik saya saja menikah di Bekasi 5 April 2020 saya gak bisa datang. Kami di Surabaya, red zone, gak bisa ke Jakarta. Mudik pun ditunda setelah pandemi ini selesai. Kami sangat khawatir karena kami mempunyai 3 anak yg masih kecil2.
ReplyDeleteAlhamdullilah, teknologi informasi jika digynakan dengan benar, justru akan bermanfaat ya?
ReplyDeleteYang diperlukan hanyalah kemauan, sehingga bekerja, menambah ilmu dan silaturahmi bisa dilakukan tatkala harus #dirumahaja
Nah iya ini jangan karena bisa work from home atau di rumah aja yang ada malah berpikir untuk mudik dan piknik ya. Miris kan.
ReplyDeleteRamadan dan Lebaran tahun ini bakalan enggak terlupakan, karena selain enggak bisa mudik ke Jakarta, suami yang kerja di Jakarta kemungkinan nggak pulang ke Yogya, sampai pandemi benar-benar tutas ditangani.
ReplyDeleteJujur saya sudah sedih membayangkannya. Enggak mudik itu berat bagi saya yang hanya pulang setahun 2x ke Madiun dan Kediri. Tapi demi kebaikan dan keselamatan semua saya rela #dirumahaja
ReplyDeletePadahal saya sudah rencana mau mudik lebaran tahun ini setelah 3 tahun nggak pulkam tapi ya aa boleh buat kondisi saat ini memang tidak memungkinkan jadi saya pun memutuskan untuk tidak mudik karena bahaya juga ya Mbak mudik di tengah wabah corona ini.
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segera berlalu ya dan kita semua bisa melewatinya dengan baik sehat walafiat sekeluarga. Ga kebayang Ramadhan tanpa tarawehan di masjid, ga mudik sungkem sama orangtua saat lebaran tiba hiks sedih banget pastinya
ReplyDeleteSetuju banget! Aku juga ga mau mudik nih gara-gara takut nularin huhuhu. Mana resiko juga kan bawa anak balita :(
ReplyDelete