Assalamualaikum
wr wb,,
Siapapun
orangtuanya pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya baik itu
fasilitas pendidikan, kesehatan dan juga kepenuhnan gizi setiap harinya. Lalu apakah
kita sebagai orang tua ketika menginginkan yang terbaik untuk anaknya harus memaksa
atau mendikte, bahkan memenuhi semua kebutuhannya agar semua yang kita inginkan
tercapai?
Anakmu
adalah bukan anakmu mereka anak dunia jadi teringat sedikit kata-kata dari
filsuf Jerman, yang terbaik untuk anak tidak harus berbanding lurus dengan
keinganan kita, salah-salah kita justru memanfaatkan anak untuk ambisi kita. Apalagi
memberikan anak segala fasilitas yang seharusnya belum dia dapatkan seperti
gadget misalnya. Nah, pada tanggal 31 Agustus bertempat di SIS Bona Vista saya dan teman
blogger mendapatkan ilmu parenting dari praktisi psikolog anak dan remaja Elizabeth T Santosa di acara Moms
Blogger Gathering dengan tema Raising Children in Digital Era
Membesarkan Anak-anak di Era Digital Bersama SIS Bona Vista
Teknologi
memang diciptakan untuk mempermudah kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Salah
satunya adalah gadget. Semua orang berhak merasakan dan menikmati teknologi
gadget ini, termasuk anak kita. Gadget hendaknya jangan diasosiasikan sebagai
hal yang bisa merugikan anak, gadget jika diulik lebih dalam bisa menjadi media
belajar yang sangat menyenangkan untuk anak. Nah tentunya, semua itu terkandung
pada orang tua sebagai akses kontrol, pengawas dan orang yang ada di dekat anak.
Menurut
Ibu Lizzie (Elizabeth T Santosa), tablet/smartphone juga memiliki banyak
efek postif bagi anak. Misalnya internet, email, WhastUp, camera dan semua
hal yang bisa mempermudah komunikasi antara anak terhadap orang di sekitarnya. Aplikasi
dan game yang ada di dalam gadget juga bisa menjadi alternatif atau sarana
hiburan yang murah meriah. Jika diteliti lebih dalam, banyak game populer yang
diambil dari pelajaran sehari-hari, Kuncinya kembali kepada orang tua untuk
memilah-milah aplikasi apa saja yang cocok dipakai oleh anak.
Sebaiknya kita memilih aplikasi yang berguna untuk dirinya, yang
penunjang pelajaran di sekolah dan kreativitas sesuai hobinya.
Ternyata
ada usia terbaik dimana gadget bisa diberikan kepada anak yaitu usia 13 – 14 tahun
keatas dan itupun dengan catatan dibawah pengawasan kita. Lalu apa jadinya ketika
memberikan gadget dibawah usia tersebut, yaitu ada hal-hal yang buruk jika kita
memberikan dan membiarkan mereka bebas memakainya.
- Memengaruhi perkembangan otak anak
- Membuat anak menjadi malas bergerak, sehingga sistem motoriknya lamban untuk berkembang
- Memengaruhi perkembangan kesehatan mental dan sosialnya. Anak yang kecanduan internet dan gadget tidak bisa bersosialisasi dengan baik, sehingga dia tidak memiliki teman bermain
- Membuat anak ketergantungan terhadap gadget, sehingga dia tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan masalah.
- Anak menjadi lamban dalam berpikir
Itu sebagian dampak buruknya, lalu bagaiman kalau sudah terlanjur memberikan gadget pada anak?, meski diakui bahwa
internet juga memiliki konten yang baik dan bagus untuk perkembangan anak.
Namun, jika tidak selektif dan dibatasi, screentime yang berlebihan
bisa berdampak buruk pada anak. Jadi intinya kontroling ada dipihak kita orang
tua, seperti Ibu lizzie dirumahnya No gadget and television at monday until friday, tidak peduli dengan rengekan anak dan mencoba memberikan permainan serta
bounding time semaksimal mungkin. Ketika hari jumat sore setelah pulang sekolah anaknya boleh bermain
gadget itupun dibatasi waktunya, atau dibawah pengawasannya. Melihat youtube bersama
yang berisikan edukasi. Jadi bisa dikatakan Anak tidak
dilarang menggunakan gadget, tapi dibatasi.
Hal
itupun alhamdulillah sudah saya praktekan dirumah, sejak menikah sudah kompromi
dengan suami tidak ada televisi dan gadget untuk anak. Boleh memegang gadget
hanya pada hari tertentu dan jam-jam tertentu itupun gadget kita berdua, Dan
ada dampak positif pada anak-anak saya seperti Ade berhasil mencari uang
tambahan untuk tabungan dan jajan dari hasil pembuatan slime, squishy
disekolahnya belum lagi pernak pernik permainan edukasi saya tidak pernah membelikannya
tapi dia buat sendiri itu caranya dia lihat semua di youtube.
Dan Abangnya senang sekali memelihara binatang, melihat dari youtube bagaimana memelihara burung? akhirnya bisa mempraktekan dirumah, juga hobinya bermain bola dia lihat cara pemain idolanya bermain, alhasil pernah menjadi striker terbaik di usia 11 tahun untuk wilayah Jakarta Barat. saya sebagai orang tua hanya memberikan fasilitas dan arahan. Walaupun mereka sesekali merengek minta dibelikan televisi dan gadget seperti teman-teman disekolahnya, tapi saya bisa mengalihkan perhatiannya. Dan otomatis mereka bisa mengalihkan sendiri keinginan untuk memiliki gadget dengan bermain diluar rumah dan mengembangkan hobinya.
Dan Abangnya senang sekali memelihara binatang, melihat dari youtube bagaimana memelihara burung? akhirnya bisa mempraktekan dirumah, juga hobinya bermain bola dia lihat cara pemain idolanya bermain, alhasil pernah menjadi striker terbaik di usia 11 tahun untuk wilayah Jakarta Barat. saya sebagai orang tua hanya memberikan fasilitas dan arahan. Walaupun mereka sesekali merengek minta dibelikan televisi dan gadget seperti teman-teman disekolahnya, tapi saya bisa mengalihkan perhatiannya. Dan otomatis mereka bisa mengalihkan sendiri keinginan untuk memiliki gadget dengan bermain diluar rumah dan mengembangkan hobinya.
Jadi bisa disimpulkan pemakaian
gadget, harus perhatikan waktu pemakaian dan perhatikan pula isi aplikasi yang
dimainkan anak di dalam gadgetnya, main bersama ketika anak bermain dengan
gadget adalah solusi yang tepat.
Fasilitas
Pendidikan Untuk Anak
Memberikan fasilitas pendidikan yang terbaik tentunya merupakan cita-cita kita sebagai orangtua, yang tentunya
bisa menunjang cita-citanya. Dalam memilih
sekolah anak, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan orangtua. Selain
masalah biaya, letak sekolah, juga kemampuan anak harus menjadi hal yang
dipertimbangkan. Ini menjelaskan, dalam memilih sekolah
anak, hal penting yang harus diperhatikan orangtua adalah kecocokan sekolah
dengan anak. Dari sistem belajar, lingkungan sekolah, hingga budaya di sekolah
tersebut.
Nah,
di SIS Bona Vista memberikan keleluasaan sesuai minat dan tumbuh kembang
anak-anak murid kata Ibu Monika Avrianny dari Departement Marketing SIS Bona Vista. Adanya fasilitas yang
lengkap sarana dan prasana sekolah turut menunjang untuk anak-anak mencapai
cita-cita yang dinginkannya.
Singapore
Intercuktural School Bona Vista
Singapore
Intercultural School Bona Vista (SIS Bona Vista) ini pada awalnya dikenal dengan nama Singapore
International School (SIS) dan telah berdiri sejak tahun 1996 di Jakarta. SIS Bona
Vista, adalah bagian dari SIS Group of Schools yang mengoperasikan 7 sekolah di
Indonesia, yakni SIS Bona Vista, SIS Pantai Indah Kapuk, SIS Kelapa Gading, SIS
Cilegon, SIS Semarang, SIS Palembang dan SIS Medan. Mengadaptasi kurikulum
pendidikan Singapura lebih dari 21 tahun, SIS Group of Schools memiliki
berbagai keunggulan yang diakui sebagai lembaga pendidikan internasional. SIS
telah memenuhi syarat melalui Sertifikasi Internasional untuk Pendidikan
Menengah Umum (IGSCE), Cambridge, dan Baccalaureate Program (IB).
SIS
Bona Vista Academy pertama kali didirikan, atas gagasan Bapak Jaspal Sidhu dan
Bapak Tony Kasim, yang juga merupakan anggota dewan dari Grup
Sekolah-Sekolah di Singapura. Sekarang SIS Bonavista ini dikepalai oleh Mr John
P Birch yang sudah mempunyai pengalaman lebih dari 23 tahun di bidang Pendidikan.
Beliau ikut juga memberikan kata sambutan diacara kemarin ternyata humble juga
ditengah-tengah sambutan yang belum bisa berbahasa Indonesia.
SIS
Bona Vista mempunyai tagline Inspired Learning for Inspired Future, berusaha
mengedepankan pendidikan yang nyaman bagi anak-anak muridnya. Bahasa inggris
dan Bahasa mandarin merupakan bahasa yang diwajibkan anak-anak agar bisa
terjun langsung di era digital saat ini, selain itu juga Bahasa Indonesia
tetap dipakai sehari-hari dan ada testnya juga ujar ibu Monica lebih lanjut.
Selanjutnya
kita diajak keliling melihat ruangan sekolah bisa saya tangkap bahwa SIS Bona
Vista ini, dilihat visi dan misi sekolah yang bertujuan menciptakan
anak-anak dengan nilai tes yang bagus atau membentuk anak-anak yang memiliki
kemampuan belajar seperti kemampuan analisa, riset, penyelesaian masalah sehingga dapat menjadi pembelajar mandiri.
- Pengaturan kelas, dalam pengaturan tidak terlalu monoton, ada ruang yang cukup untuk anak bergerak, ruang untuk berkumpul dan bisa terjadi interaksi dengan baik antara guru-murid.
- Dinding. terisi dengan hasil karya semua siswa
- Cara guru berinteraksi dengan murid-muridnya, yang mengedepankan kehangatan dan tulus, tidak bersifat mengendalikan dan memerintah.
- Lingkungan sekolah, suasana sekolah yang menyenangkan dan membuat anak-anak betah untuk menghabiskan waktu.
- Memiliki perpustakaan sekolah yang lengkap.
- Staf dan guru yang ramah. Kemarin saya juga sempat menyapa murid-murid yang sedang berjalan dan mereka dengan ramah menjawab.
Tertarik untuk menyekolahkan anak-anak disini bisa datang di acara open house dan mega bazar pada tanggal 15 September 2018.
picture by facebook SIS Bona Vista |
SIS
Bona Vista
Jl.
Bona Vista Raya Lebak Bulus
Jakarta
Selatan
021
759 14414
Semoga bermanfaat ya,
Di era digital anak anak harus waspada dari yang namanya kecanduan gadget yang akan menganggu kesehatan mereka.
ReplyDeleteIya mpi kita sbg ortu mwsti kontroling nih biar tahu sejauh mana gadget pd anam
DeleteWah jadi pengen datang ke mega bazaarnya.Itu pasti ada pameran sekolahnya jg ya?
ReplyDeleteSekolahnya bagus in aku suka lihat fto2nya.
ReplyDeleteSbg orgtua harus bijak ya menerapkan pola pengasuhan pd anak, apalagi skrg teknologi udh makin canggih yg jdi orgtua gak boleh kalah swing am anaknya .
Huhuhu, sekolahnya bikin mupeng nih. Walopun harganya mahal, tapi fasilitas dan kualitasnya keren. Worth it!
ReplyDeletesekolahnya keren banget. sayangnya jauh banget dari Bogor yaa ..
ReplyDeleteKeren nih sekolah nya, saya jadi ingin sekolah kan anak saya Azzam di sini,, biayanya mahal ga ya, lihat fasilitasnya yang lengkap gini.
ReplyDeleteEfek gadget salah satunya itu membuat anak lambat berpikir, kayaknya bener deh. Dulu siswaku ada yang kalo mikir lola banget. Pas aku cari tahu, ternyata dari kecil udah biasa banget megang hp.
ReplyDeleteInshaAllah bermanfaat ka.. belajar dari mana saja penting bagi kita sebagai orangtua, untuk masa depan anak. Tidak ada kata terlambat jika ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak. Tipsnya bermanfaat banget ka
ReplyDeleteTernyata singkatan dari sis itu Singapore Intercuktural School ya. .Aku pikir singapire internasional school loh mba..
ReplyDeleteSemoga pendidikan Indonesia yang nasional dapat maju seperti sekolah internasional ya
ReplyDeleteSekolahnya keren ya...klo soal gadget aku cukup setreng saat mereka kecil. Klo sdh besar sih agak mending lah ada waktu sehari sejam apa 2 jam blh pke gadget..
ReplyDeleteTanggal 15 September ya open house sekaligus mega bazaarnya? langsung datang apa telepon dulu ya? makasih sebelumnya ����
ReplyDeleteAcaranya seru ya, memang kebijakan orangtua terhadap gadget itu beda beda ya. Kalau aku memilih membatasi gadget sampai anak aku cukup umur dan mengerti...
ReplyDeletePerkembangan teknologi gadget tidak bosa kita tolak krn ini seiring dg perkembangan jaman. Yg bosa di lakukan adalah bagaimana kita sebagai orang tua bisa memfilter untuk anak2 kita. Plus minusnya dan positif negatifnya kita harus kasi tahu sekaligus mendampinginya bermain.
ReplyDeleteEmang gadget tu bikin galau, disatu sisi banyak manfaat, disisi lain takut anak kecanduan. Aku sama abinya pun berusaha, ngatur2 gimana enaknya, supaya manfaatnya dapet tapi minim mudhorotnya kalau anak dikasih gadget
ReplyDeletePenasaran deh dengan Sekolah ini, terutama di Era serba Teknologi dengan dampak baik buruknya, Anak-anak sangat perlu berada di bawah pemantauan Orang yang tepat terutama Orangtua. Aku sendiri tidak melarang tapi memang cukup membatasi, so far Alfath gak yang addict ke gadget, interest-nya ke hal-hal yang jauh dari gadget sangat membantu mengurangi keinginan nonton Youtube atau sekedar mainin HP. Semakin usia Anak bertambah, tantangan pastinya lebih besar.
ReplyDeleteAnak-anak memang sebaiknya dikenalkan dengan gadget pada saatnya, agar tidak keliru menggunakan.
ReplyDeletePendampingan dari orang tua sangat penting
Apa yang disampaikan Miss Lizie nih benar benar membukakan mata aku deh mba. Gadget bagaimanapun harus mendapatkan pengawasan dari orangtua jika anak bermain gadget ya mba.
ReplyDeleteNote nih mbak Uti, 15 September berarti sabtu dalam wkt dekat ini ya. Bisa buat rekomendasiin ke keluarga yg lagi nyari sekolah buat anaknya nih mbak
ReplyDeleteWah keren ya sekolahnya, bahagianya mereka bisa menikmati masa kecilnya di tempat yg bermutu. Dan aku ikut bangga sama anaknya mbak bisa berbisnis karena bantuan gadget ya
ReplyDeleteAsyik banget fasilitas sekolah bertaraf international gini ya. Menang budgetnya gede, tapi fasilitas dll mendukung sangat
ReplyDeleteSekolahnya baguuuus bangeeed yach. Namanya juga internasional. Fasilitasnya lengkap pula. Kurikulumnya pasti sangat apik keren nih. Memang sih zaman sekarang anak2 kecil sudah pegang gadget ya tapi kita jagan ketakutan dulu. Ada cara tersendiri yang asyik mengelola gadget karena ada manfaatnya juga kan. Kasih jam2 tertentu aja dan pasti para guru di sekolah ini paham benar caranya.
ReplyDeleteliat fasilitasnya sangat lengkap pas buat pendidikan zaman now,bikin anak-anak merasa nyaman belajar
ReplyDeleteAnak2ku pengen jadi youtuber nih sejak suka nonton youtube. Bagus ya sekolahnya. Pengen deh ada 1 anak yg sekolah di sana.
ReplyDeleteSayangnya jauh yah semoga segera buka di Depok. Mengenai gadget no komen hahaha karena banyak justifikasi yang mendasar pada sisi negatifnya saja.
ReplyDeleteKita perlu banyak sekolah intercultural, anak-anak pastinya bisa lebih mudah menerima keberagaman dan toleransi
ReplyDeleteAku termasuk yang sangat tegas mbatasin gadget buat anak. Paling mereka pakai buat belajar bahasa Inggris dan gambar.
ReplyDeleteEmang baiknya dikontrol, krn zaman now gak mungkin anak gak megang gadget. Sekolahnya bagus ya...
Ngeliat fasiitas sekolahnya, pengin Mada masuk TK-nya, tapi biayanya ndak nahaaaan hihihi
ReplyDeleteSoal gadget, hanya boleh di waktu2 tertentu aja, Mah
keren banget sekolahnya ya mbak, jadi macam dejavu saya, inget fasilitas anak anak waktu sekolah di Jepang dulu ... duh mupeng deh sekolah lagi di sana heuheu
ReplyDeletemakasih sharingnya mbak Utie, emang tantangan banget mendidik anak di era digital ini