Sembilan
bulan di Jerman sangat tidak terasa kangen nenek tentu, kangen teman-teman juga
untungnya masih ada Nora satu-satunya dari Malaysia hanya kita dari Asia dalam
satu kelas, Muti menyusuri pinggiran sungai Rhein perlahan tidak henti-hentinya
memandangi sungai cantik ini, jernih dan bersih pinggiran sungai ada tempat
untuk berjalan dan naik sepeda dan setiap 1 meter selalu di tempatkan bangku
kayu panjang untuk duduk, jarak dari kampusnya hanya 400meter dari rumah Mrs
Weasley student parents home yang kebetulan sahabat Nenek, Mrs Weasley tinggal
sendirian anak perempuan satu-satunya tinggal bersama suaminya di Frankfurt,
dan dia masih bekerja di university of Mannheim tempat di mana Muti belajarlah
mendapat kesempatan beasiswa untuk menyelesaikan studi pasca sarjananya, Allah
begitu memberikan kemudahan di negeri di mana dia jauh dari orang-orang
tercinta,
Mrs
Weasley begitu baik persis nenek tapi tetap saja kerinduan tiap kali terus
membuncah jika nenek tidak menelponnya. Seperti pagi tadi, Mrs Weasley sudah
mengingatkannya untuk cepat-cepat pulang jika urusan di kampus telah selesai
karena musim salju akan tiba biasanya angin bertiup kencang sekali. Muti
dipinjami mantel Sean anaknya terlalu panjang memang tapi masih keren kok,
"Muti!"
Seseorang menepuk punggungnya dari belakang membuyarkan lamunannya.
"Hai... Nora kamu membuat aku terkejut!" Nora hanya tersenyum sambil
mengambil sesuatu dari kantong plastik kecil yang dibawanya,,, ,
"coklat
untuk obat terkejutnya!" Kita makan sambil jalan!" Ujarnya lagi.
"Hiii
makan sambil jalan ngga boleh pamali kata nenek!"
"What's
pamali!"
"Pamali
vonehemann bumali!" Kata Muti sambil tertawa
"Are
u seriosly please.,...!"
"Yeaa
i'm swear!" Come on kita hampir terlambat!". Muti menarik tangan Nora yang
masih kebingungan, hampir 15 menit lagi perkuliahan hari ini cuma satu mata
kuliah.
…
Ketika
mereka sedang berada di Mensa (student restauran), Dean memanggil mereka dari
kejauhan, Nora mengikuti lengan Muti "Ur prince,. !"bisikknya
"No,,,
!" Kata Muti sambil menggeleng
"Hi..
gals!, Kalian tahu kampus akan libur selama dua pekan, karena biasa musim salju
akan disertai badai salju pekan depan so kita libur,,!"
"Are
you sure!" Sahut Nora
"Ya,,,
barusan aku melihatnya di office libbary.!"
"Yeaayyy,,, we are free!"
Mutiiii!" Menginaplah di apartementku please,,,, !"
"Aku ngga janji, sebab Mrs Weasley akan
pergi ke Frankfurt, anaknya Sean akan melahirkan! Aku harus menunggu
rumahnya!"
"Oh,.
Muti please,,,!!!" "Bagaimana kalau kita kerumah opaku di Winery,,,
dari sini tidak terlalu jauh kita hanya naik bus satu kali,,,
"Great!!
Seru Nora lagi,,
"Kalau
kamu tidak keberatan akan aku pamitkan ke Mrs Weasley,,"
“Wie,,,
Muti,,!" Kata Dean pelan dan duhh kembali tatapan itu seperti aku
mengingatnya tapi dimana?"
"Please Muti selama di Jerman kamu tidak
pernah jalan-jalan, hanya kampus rumah kemudian balik lagi, kamu tidak bosan,,.
Please,, !" Kata Nora sambil memegang kedua pundak Muti.
"Ok,,,.
!"
"Yeay,,. Besok aku jemput kalian berdua
di rumah Mrs Weasley,,Jhon dan Robert juga ikut!”
Sesampai di Winery yang letaknya di lembah
sungai Rhein serasa berada di desa hanya saja ini tanamannya pohon anggur semua
dan rumahnya bisa dihitung dengan jari, indah banget,, sayangnya pohon anggur
ini akan tertutup salju tapi kata Dean baru bulan kemarin mereka telah panen.
Rumah setengah kayu milik opanya Dean begitu asri dan Opanya Dean begitu ramah,
beda dan langsung mempersilahkan mereka masuk, "kamu begitu kecil dari
teman-teman mu, who are you!" ,
"She
is Muti opa from Indonesia?" Dean menyela ketika Muti baru mau menjawab.
"Indonesia?"
"Saya
dari Bandung, dekat Pasteur!"
"Pasteur!"
Kakek Dean agak kaget
"Iya,
saya tinggal bersama nenek!"
"Nenek,.
Orang tuamu ?"
"
Mereka meninggal dunia ketika saya masih bayi, MrMike,,. Kecelakaan!"
"Oh,,.
I'm sorry to hear that!"
"Tidak
apa-apa!"
"Maafkan opa aku, Muti,,!"
"Tidak
apa-apa Dean,,,"
"Ok,,, kalian beristirahat lah dulu Nora
dan Muti di kamar atas sedangkan kalian bertiga di kamar bawah dekat
perapian.!" Seru opanya Dean.
"Aku
bawakan tasmu, Muti!" Kata Dean sambil mengambil tas dari genggaman Muti.
"How aboaut me,,,?" Kata Nora merajuk.
"Easy,,.
Kamu juga princes Nora!" Kata Dean sambil tertawa.
Jam menunjukkan pukul 19:00,, hangat memang
rumah opanya Dean,,,
"Muti,,,lihat
di jendela salju mulai turun, aku mau ke bawah melihatnya!" Belum sempat
Muti menjawab Nora sudah berlari keluar kamar,, Sementara Muti menaruh tas
kecilnya di meja dekat kaca rias dan pandangan agak tercekat ketika melihat
sebuah foto tergantung di dinding dekat jendela,, oohh kenapa foto ini sama
dengan punya nenek,, yah aku yakin foto ini sama, aku pernah melihat nenek
menyimpan di laci kecil di lemarinya, aku pernah menanyakan foto itu kepada
nenek tapi Nenek bilang itu foto temannya. Kemudian nenek buru-buru memasukkan
lagi ke dalam laci. Muti menatap foto itu lekat-lekat ini nenek sewaktu muda
aku yakin benar ini nenek lalu bayi siapa yang digendongnya dan siapa laki-laki
yang disampingnya wajahnya agak membungkuk memandang bayi yang sedang di
gendong. Muti semakin bergetar perasaannya menjadi tidak karuan.Aku harus
bertanya kepada Dean... Batinnya lagi.
"Mutiiii!" Suara Nora dari
bawah
Muti,,
tercekat kemudian pelan dia menuruni tangga. "Cepatlah !" Nora menarik
lengan Muti.
Sesampainya
di teras , Nora mengibaskan wajah Muti dengan salju. "Ihh what wrong with
you?" Ngga suka apa ngeliat salju kan di Indonesia ngga ada!"
"Jahil amat sih!" Muti membalasnya
"Hei
di luar begitu dingin masuklah!" Seru Dean tiba-tiba.
"Ah
kau Dean ini kali pertamanya aku melihat salju, sebentarlah!"
"Besok masih bisa ini juga sudah malam,
kita makan opaku sudah masak kalkun panggang!"
"Hmmm
pasti yummy!" Okelah mut,, kita masuk!"
Sebenarnya ayam kalkun ini enak sekali, tapi
pikirannya masih tertuju kepada foto yang berada dikamar atas,
"Kenapa Muti apakah masakan saya kurang
enak?"
"No,,
Mr Mike ini lezat sekali,,!"
"Kamu
kenapa sih dari tadi melamun terus?" Bisik Nora Muti hanya tersenyum
kecil, kemudian cepat-cepat menghabiskan makanannya,
"Biar saya yang membereskannya Mr,
Mike,,!" Ujar Muti ketika mereka semua selesai makan.
"No,,
no,, kamu tamu! Biarkan Dean yang melakukannya!"
"Saya bantu ya, Dean!"
Ehemm
Nora , Jhon dan Robert mendehem bersama-sama
"Iihh apa sih!" Seru Dean sambil
mengangkat piring.
Sesampai
di dapur. Muti berkata "Dean boleh aku bertanya?"
"Bolehlah,!"
Kata Dean sambil menatap lekat wajah Muti. Muti agak kikuk kemudian tangannya
meraih lap piring dan berkata
"aku mau bertanya foto yang dikamar atas,
perempuan yang sedang menggendong bayi dan bersama seorang pria itu
siapa?"
"Oohhh
yang dekat jendela itu, oma akudan bayi yang digendong itu ayahku!"
Muti terkejut hampir saja piring yang dipegangnya terlepas untunglah Dean
segera menangkapnya.
"ada
apa Muti?”
“Kamu
sakit?"
"Tidak,, boleh aku berbicara dengan Mr Mike?"
"Bicara apa?" kata Dean sambil mencuci tangannya
"Baiklah mari aku temani?" Mr Mike sedang duduk dikursinya ketika Muti dan
Dean masuk,
"Opa
Muti ingin bicara?"
"Oh,,, masuklah!" Duduk dekat sini!"
Lalu keduanya duduk dihadapan Mr Mike,
"Ada apa Muti, bicaralah!"
Muti
agak gemetar dan sangat pelan dia berkata, "Mr Mike maafkan aku
sebelumnya, aku hanya ingin bertanya apakah istri Anda bernama Mawar
Sulianti?" Mr Mike tiba-tiba mukanya memerah dan tangannya mengepal
seperti menahan sesuatu "Dari mana kamu tahu , Muti?" Suaranya agak
bergetar
"Mawar
Sulianti adalah nenek aku?"
"What's;"
Dean dan Mr Mike hampir bersamaan menjawab.
"Iya
aku sering sekali melihat nenek memandang foto yang sama dikamar atas itu
sebelum tidur, karena aku dan nenek tidur satu kamar, aku sering memergokinya
tapi ketika aku tanya nenek selalu memasukkan foto itu buru-buru kedalam laci
lemari!"
"oohh Mawar My Angel jadi kau masih hidup
dan masih mengingatku,, God terimakasih!" Ujar Mr Mike pelan kemudian dia
menceritakan awal mula bertemu nenek sama-sama kuliah di university saarland
dan akhirnya mereka saling jatuh cinta tapi eyangkung Rudi ayah dari nenek
tidak menyetujuinya, kemudian mereka nekat menikah dan akhirnya lahirlah Keanu
ayahnya Dean, setelah usia Keanu satu tahun nenek dipaksa pulang oleh eyangkung
Rudi dan Mr Mike dipaksa untuk menceraikan nenek, dan sampai sekarang mereka
belum pernah bertemu lagi,,,
Muti
limbung mendengar cerita itu air matanya mengalir tiba-tiba, kenapa nenek tidak
pernah menceritakan ini. Mr Mike menghampirinya kemudian memeluknya,, "oh
,. Muti kamu....!" Tangis Muti semakin berderai entah kenapa seperti ada
getaran yang belum pernah dia rasakan, belum pernah ada yang membelai kepalanya
seperti ini, tiba-tiba sosok ayah sekaligus kakek seperti hadir pada dirinya Mr
Mike. "Sudahlah hapus air matamu Muti, kamu cucu aku,, anggap aku sebagai
opamu!" Dean,,,. !"
Muti
melihat wajah Dean yang tertunduk, wajahnya yang putih memerah dan ketika Muti
melihat matanya ada kilatan bening dan Dean buru-buru menghapusnya dengan
telapak tangannya,
"Yes
Opa!" Suaranya pun bergetar
"Kalian berdua bersaudara, lindungilah
Muti, Dean,,,!" Ujar Mr Mike pelan.
"Yes,,,
i Will!”
Keduanya terdiam ketika keluar ruangan Mr
Mike, entahlah mungkin hatinya sama bergejolak dan terhanyut dalam pikiran
masing-masing.
"Aku,, keatas
Dean,,, !" Muti berkata dan jelas terlihat ada guratan kesedihan yang
mendalam pada wajah Dean,,
"Ya,,, have a
nice dream,, !" Ujar Dean pelan
Muti menatap keluar jendela salju semakin
deras turunnya, diluar sangat gelap yang kelihatan hanya tumpukan putih yang
semakin lama semakin tinggi, oh Dean entah besok apakah aku bisa menatap
wajahnya, Dean lah orang pertama yang menegur nya waktu dia pertama kali datang
ke university of Mannheim, Deanlah yang selalu membantu waktu dia kesulitan
mencari buku-buku referensi tugas di perpustakaan, Deanlah orang yang selalu
menemani jalan pulang menyusuri sungai Rhein berlama-lama duduk di sana, dan
ternyata Dean adalah saudaranya. Bagaimana ketika hati ini sudah
mulai menyukainya tapi harus,,,,,"
"Muti,,,,.
!"
Tiba-tiba Nora masuk
dan langsung duduk disampingnya.
"Dean dan aku
bersaudara, Kita satu nenek,,, oh Nora aku kangen nenek!" Muti menangis
Nora memeluknya erat. Dia juga tidak tahu harus berkata apa Nora tahu bahwa
Muti memang menyukai Dean dapat terlihat jelas dimatanya begitu juga Dean....
Sementara itu Dean
duduk didepan perapian, tatapannya kosong, ah Muti aku mencintaimu pada saat
pertama kali kita bertemu, gadis kecil yang kebingungan ketika mencari kelas,
entahlah seperti ada dorongan aneh ketika pertama kali melihatmu, seolah-olah
ada sesuatu keinginan untuk melindunginya,,. Oh God haruskah,,, Muti ternyata,,,
Sementara gelap semakin
bergulir, dan salju tidak bisa menguraikan hati, hati Muti, hati Dean juga hati
Mr Mike ketiga larut dalam dinginnya salju entah apa yang terjadi esok pagi.....
Utie 085775866676
picture by koumo.jp
Tq mba Ira,, ^^
ReplyDeleteTq mba Ira,, ^^
ReplyDelete