picture by pergidulucom |
Ranti memandang tumpukan file DVD yang akan digarapnya, kenapa mba Wendy harus sakit andai saja aku dulu kursus bahasa Korea tentu tidak akan sesulit ini tidak tahu kalau drama Korea bakalan booming disini bahasa Korea yang dikuasai hanya nanaeun dangsin-eul salanghabnida/aku cinta padamu. "kamu pasti bisa translatenya minta bantuan mbah g, aja please cuma kamu harapan satu-satunya, nanti kalo bingung bisa minta bantuan mas Dewo.!" itu kata mba Wendi sebelum hari H-nya dia cuti.
"Baru selesai
satu dvd ya Ran,,,!" Ujar Dewo yang tiba-tiba sudah berdiri disamping
mejanya.
"Iya
mas,,,,!"
"Ok,,, nyantai
aja ini baru tayang bulan depan kok!"
"What's,,, bulan depan!"
"Hei,, ngga usah histeris, iklannya
memang dah tayang,, tenang aja aku bantu!"
Hiks mba Wendy sebulan
lagi bisa-bisalah batinnya lagi sambil kembali memasang handsfree "Ini
buat kamu! pokoknya dibuat santai jangan stress!" Kata Dewo lagi
sambil memberikan sebuah kotak kue.
Ranti hanya tersenyum
sambil mengangguk. "Makasih ya,,!" Tanpa terdengar suaranya dan
kembali tatapan ke arah laptop.
Jam sudah menunjukkan
pukul 17;30,,,tapi mata Ranti masih menatap laptop ngga gerak cuma tangan yang
adik di atas tust huruf demi huruf beralih ke layar.
"Ya ampun Ran,,,
kue nya belum disentuh juga! Sekarang save matiin layar,,.!" Kata Dewo
kemudian mengambil alih mouse dan menekan menu shut down. "Ngga begini
juga kali Ranti kerja sampe lupa makan dan minum...!”
"Astaghfirullah,,, hiks sampai lupa ,,,!"
Pantas saja mulai merasakan perutnya perih dan matanya pegal,,, duhhhh di kasih
warning ini,,, maafkan perut ku, Ranti membuka kotak kue yang diberikan tadi
pagi oleh mas dewo, baru saja dia akan memakannya
"Hei,,. Itu sudah Asam kali itukan kue
basah!" Kata Dewo sambil meletakkan secangkir teh hangat ke atas mejanya,,
Benar saja kue lapis
ini dah rada lengket. Ranti kembali memasukkan kue itu kedalam kotak.
"Dewooo so sweet bangets sih lo , giliran gue diuber-uber deadline ngga
pernah dikasih kue and dibikinin teh kayak gitu!" Kata Danang sambil
mengambil tas dari bangkunya.
"Eiittt sirik
tanda tak mampu!" Minum Mia terus kita makan di resto sebelah!"
"Sadaap ada yang mau traktir nih!"
Kata Danang lagi sambil berjalan mundur
"Jangan kepo deh,
yuks Mia,,!"
"Ngga usah mas,,
aku lansung pulang aja!"
"Ayolah...!"
"Hmmm Danang
ikutkan!"
"Kalau soal makan-makan aku selalu siap
Ran,, "
"Ge er banget
siapa yang ngajak lo ,, nang?"
"Jangan suka begitu
dilarang berdua selain dengan mahram, kalau pergi berdua pasti yang ketiganya
setan!" Kata Danang sambil menggandeng pundak Dewo
"Berati lo setan
dong kan orang ketiga!"
Danang nyengir dan Mia tertawa sambil mengikuti
langkah mereka ke lift.
---
"Diantar siapa
Ranti...?" Kata Mama ketika Ranti akan mencium tangan ibunya.
"Teman kantor
mah,,, kebetulan tadi pulang bareng!, aku sudah makan malam,,, langsung tidur
ya,,,!" Mama hanya tersenyum kemudian menutup pintu kamar Ranti.
Keesokkan paginya
Ranti dikagetkan dengan bunyi klakson ketika dia akan menutup pintu pagar
rumahnya, Dewo turun dari mobil kemudian membuka pintu disampingnya. Ranti agak
terkejut "kok tumben jemput!"
"Sekalian lewat masuklah!"
Ranti masuk walaupun masih agak bingung ketika
dia melihat kursi belakang dilihatnya Danang tertidur pulas. Ranti tersenyum.
"Ya,, gitu kelakuannya Ran sudah numpang duduknya mau di belakang terus
tidur,!"
"Jangan suka ngomongin orang di depan
yang pas tuh ngomongin di belakangnya biar ngga dengar," kata Danang tapi
matanya tetap terpejam.
Ranti tersenyum,
"dah,,, sarapan?"
"Sudah,, mas,,!"
"Kalau belum aku ada roti bakar di
tas!"
"Ngga usah mas,, makasih,"
---
"Dvd kemarin sudah selesai kan
Ranti?" Kata Dewo lagi sesampainya di kantor.
"Sudah mas, aku
periksa lagi deh takutnya ada yang typo!" "Ok,,! Sudah.,,"
“ Ini
flashdishnya!"
"Ok thanks,, hmmm
itu yang aku kagum dari kamu Ranti kerjanya cepat dan rapi, bener kata Wendy
kamu bisa diandalkan!"
"Aku selesaikan scriftwriter dubber drama
yang satu ini dulu ya mas,,,"
Ranti kembali ke
mejanya, entah kenapa pujian dari Dewo membuat dia jadi semangat,, iiihh ada
apa aku ini? fokus Ranti,, batinnya.
"Ranti email dari
studio mitra sudah kamu baca?" Suara Danang tiba-tiba memecah lamunannya
"Rantiiiii!" Teriak Danang lagi "
Apa?"
"Eiittt email
dari studio mitra dah di baca belum?"
"Oh sudah beres mereka minbta sent ulang
naskah kemarin.
,”ngga usah khawatir
Danang,,, kalau sama Ranti pasti beres!", kata Dewo tiba-tiba sambil
mendekatkan kursinya ke meja Ranti. "Nih,,, Ranti doping,,, manisan buah
pala, pasti bikin seger!" Katanya lagi sambil meletakkan toples
"Aku ngga dikasih
nih!" Ranti mengambil toples itu dengan tangan kanannya tapi pandangan nya
tetap ke arah laptop.
"Nah gitu dong!" Danang langsung
memakannya
"Aku kembalikan
Ran!”. Ranti memandang toples yang tinggal setengahnya dan geleng-geleng
kepala.
"Kenapa Ranti,,,?
Jangan heran perutnya Danang itu bertingkat-tingkat jadi ya apapun bisa masuk,
aku ke lantai atas dulu nanti kita pulang bareng"
Dan seterus- seterusnya sudah hampir dua bulan
ini Dewo selalu antar jemput belum lagi perhatian-perhatian kecil dari soal
makan sampai secangkir teh.. tapi dia tidak mau
gede rasa walaupun memang perhatian Dewo kadang membuat dia melayang tapi dia
harus menekan kuat perasaannya aku harus bisa dan memang tidak boleh. Seperti
Sabtu sore kemarin tiba-tiba Dewo datang dan meminta menemaninya untuk datang
ke acara pernikahan sahabat kuliahnya, dan tanpa sungkan dia mencium tangan
Mamanya dan meminta izin untuk mengajak Ranti. "Ma,,, mau ngajak Ranti ke
acara pernikahan teman boleh?" Ujarnya "Bolehlah, tapi pulangnya
jangan terlalu malam ya!"
---
"Jadi dia sekarang wo...! Maya lo
kemanain?" Walaupun berbisik suara Aryo teman Dewo sangat terdengar jelas.
"Nggalah Ranti
cuma teman, mana mungkun bisa ngegantiin Maya bisa di pecat dia dari tempat
kerjanya!" Kata Dimas temannya lagi
Ranti mundur beberapa
langkah dari teman-teman Dewo yang sedang mengelilinginya. Dia mengambil duduk
paling pojok dekat sekali dengan sawung buah. Tiba-tiba hatinya berdesir ada
rasa sembilu perih sekali, harusnya perasaan ini tidak boleh hadir. Mana bisa
dirinya di bandingkan dengan Maya novelis terkenal yang hampir semua karyanya
di filmkan. Maya seorang anak direktur perusahaan tempat dia bekerja. Dia sudah
tahu dari awal bahwa Dewo ada hubungan khusus dengannya,
"Ran,,. Aku cari
kemana-mana ternyata kamu disini!" Kata Dewo sambil duduk disampingnya
dekat sekali.
Ranti bangun dari
duduknya,,"kita pulang yuks mas ngga enak sama mamah!"
"Ohh Ok,,!" Kata Dewo sambil melirik
jam ditangannya,, "iya cepet banget jam berputar, ayolah!"
Dewo membukakan pintu mobil untuknya dan
sepanjang perjalanan Ranti hanya diam dia tahu Dewo sebentar-bentar melirik
kearahnya. "Diam terus ran,,, kenapa?"
"Hmmm ngantuk mas!" Kata Ranti dan
dia pura-pura menguap.
"Kalo lagi diam
begitu kamu tambah manis!" Ranti tersenyum kecut dan menoleh kearah
jendela disampingnya dia harus menekan kebahagiaannya sekarang.
"Ran,,, dah
sampai ngga mau turun!"
"oh.. iya,, makasih ya!"
"Aku yang
makasih, terimakasih untuk hari ini aku bahagia banget!" Kata Dewo lagi.
"sama-sama, nanti
aku pamitkan sama mamah!"
"Iya..
daaahh!"
"Hati-hati!"
Ranti menutup pintu
kamarnya, haruskah dia menyalahkan waktu, karena terlambat untuk bertemu
seorang yang bernama Dewo, kenapa harus ada sosok Maya terlebih dulu, aku yang
salah yang terbawa perasaan, yang terlalu baper dengan perhatian-perhatiannya. Tanpa
sadar Ranti bangkit dari tidurnya kemudian dia mengambil tas ransel miliknya,
sepertinya aku harus pergi dulu berupaya menata hati agar perasaannya terhadap
Dewo sama yang dia rasakan dengan Danang hanya teman. Hampir saja Mama tidak
mengijinkan tapi bukan Mama namanya kalau anak semata wayangnya mengiba bakalan
meleleh, "Mama pikir setelah kamu kerja travel alone kamu bakalan hilang,
ternyata!"
"Ranti janji mah
Selasa sore sudah balik, Maribaya deket ,,!"
"Ya sudah hati-hati, pergi sendiri
lagi!"
---
Memandang hutan Pinus dari ketinggian memang
indah banget pantesan The Lodge ini menjadi booming untuk dijadikan selfie,
"ngga mau difoto
neng?"
"Nteu Mang,,, pingin duduk di sana
aja!"
"Oohhh biasanya yang datang kesini minta
difoto terus naik ayunan ini!"
Ranti menggeleng
"ngga Mang ngga suka di foto, mumpung sepi boleh ya saya lama-lama
disini!"
"Siipp neng
datangnya hari senin, sepii lagi patah hati ya?"
"Ha,,, si mamang aya-aya wae memang
kelihatan saya lagi patah hati!" Kata Ranti sambil tertawa sengau,,. Si
mamang itu hanya nyengir, tiba-tiba matanya merebak menahan tangis bukan patah
hati tapi lebih mematahkan hati, biarlah hanya bersemi dan mencoba menikmati
hanya di dalam hati rasa suka rasa sayang biar dia nikmati dalam hati saja
hingga tumbuh dan kemudian layu, hingga suatu saat dia mampu tersenyum ikhlas
menerimanya.
Sementara itu Dewo
memandang meja kosong di sebelahnya entah seperti ada yang hilang, Ranti izin
tidak masuk kerja seperti ada perasaan yang hilang, seperti ada yang terbawa,,
kenapa? Dia sendiri tidak tahu, dibaca pesan dari Maya tadi pagi "Wo.. aku
sampai airport jam 5 sore jemput y,, kangen aku.." Dewo tergugu mencari rasa rindu yang hilang
pada maya entah kemana.