Hawa di sawangan yang sebenarnya
sejuk tapi bisa membuat kulit hitam hiks jadilah telapak tangan saya beda
dengan warna kulit yang lainnya karena setiap hari menjadi ojek kidos.
Hari itu memang panasnya sangat
menyengat fuuiiih penutup muka rasanya ngga cukup untuk menghalangi sinar
matahari sepulang mengantar les bahasa Inggris kidos, saya melihat dua anak
laki-laki berseragam putih biru berjalan,,
"Hei de mau ikut
hayuuhhh!" Ujar saya sambil menghentikan motor di samping mereka.
"Ngga apa-apa nih Bun!" Ujar salah
satu anak
"Ngga!"
"Bundanya Azka kan ya,,!"
"Iya,,, kok tahu!" Hiks
anak saya memang lebih tenar ketimbang bundanya.
Jarak dari depan komplek sampai
jalan raya memang cukup jauh ngga tega
juga melihat mereka berjalan di panas terik seperti ini,
"Nanti bilang stop aja ya kalau
sudah deket rumah!"
"Iya Bun!"
"Saya di sini Bu,,, makasih!"
"Siyaap!"
"Kamu di mana?"
"Rumah saya lewatin rumah Azka
beberapa rumah, tapi saya turun didepan rumah Azka aja tinggal jalan."
"Ok,, nama kamu siapa?"
"Ruli,, Bun,,!"
"Ohh,,. ngga pernah main ke
rumah ya? kok Bunda jarang liat?"
"Jarang main,, bund! Makasih bundanya
Azka!" Sesaat setelah motor sampai didepan rumah.
Selang beberapa bulan ketika pulang
les berkata "Bunda sering boncengan Ruli ya!"
"Ngga seiring, memangnya kenapa?"
"Jangan Bun... Bapak nya Ruli
kan preman habis keluar dari penjara!"
"Abang kata siapa?"
"Temen abanglah?
"Oohhh... Terus kenapa kalau
bapaknya Ruli habis keluar dari penjara?" Mencoba memancing opini Azka.
"Seremlah Bun,,,, nanti kalau
bapaknya Ruli tiba-tiba jadi jahat lagi terus Bunda di apa-apain gimana?"
"Maksudnya?"
"Iiihhh bundamah pura-pura ngga
ngerti!"
"Hiks,, yang Bunda boncengin
kan Ruli,, bang,, bukan bapaknya!" Lagian Bunda dulu pernah berazam kalau
suatu saat Bunda bisa naik motor bukan akan boncengin orang-orang yang jalan
kaki,karena dulu bunda ngerasain gimana capeknya jalan, Bunda juga kan pilih-pilih bang,,. Kalau ngga
anak-anak ya ibu-ibu!" Kan Bunda Iseng habis anter kamu Bunda
sendirian."
"Azka,,,,,!" Terdengar
teriakan teman-teman Azka dari luar pager.
"Iya,,, !" Abang pamit mau
tanding bola di lapangan dekat komplek!"
"Tanding dengan siapa?"
"Lawan anak-anak kampung sebelah
Bun,,,!"
"Ya,,,, hati-hati!"
"Daahhh... Bunda!" Azka mengayuh
sepedanya sambil melambaikan tangannya.
Tepat jam 5 sore,,, Azka tiba-tiba pulang
diiringi teman-teman nya wajahnya pucat dan sambil menahan tangis dia berkata.
"Sepeda Abang hilang... Bunnnnm!" Katanya sambil memeluk pinggang
Bunda.
"Kok,,, bisa?" Abang ngga
kunci?"
"Ngga,,. Teman-teman juga
sepeda nya ngga ada yang dikunci”.
"Sudah dicari?"
"Sudah bund... Kita semua dah muter-muter
seluruh komplek dan kampung tapi ngga ketemu!" Ujar Doni salah satu
temannya.
"Iya Bunda,, tadi tanding bola kan
selesainya jam 4 hampir satu jam kita keliling ikut cari," ujar Adit temannya
satu lagi
"Hhmm ya sudah ini buat pelajaran semua
kalau mau main bola atau futsal sepedanya harus dikunci,,, sudah kalau memang
sepeda itu rezki Abang pasti balik lagi!" Ya,, sudah kalian pulang semua..
makasih ya udah bantu cari!”.
Belum sempat mereka pergi tiba-tiba
Ruli datang sambil menaiki sepeda Azka,
"Azka,,. Ini sepeda kamu?"
"Eh,,. Ruli,,, kok bisa?"
"Bapakku yang menemukan hampir saja mau di jual di bengkel dekat masjid
depan jalan raya putih,,!"
Di depan pagar ada bapaknya Ruli
berdiri disamping motornya, tiba-tiba Azka berlari dan langsung memegang
tangannya. "Makasih,,. Om!" Terlihat bapaknya Ruli hanya mengangguk
dan mengusap kepala Azka. Saya hanya mengangguk dan tersenyum sambil
mengucapkan terimakasih.
"Alhamdulillah,,, Untung ada
bapaknya Ruli!" Ujar teman-teman nya serempak. "yuks bubar! Besok kita main
lagi,,,!”
Lepas Maghrib setelah selesai
mengaji. "Abang salah ya,,, selama ini menilai bapaknya Ruli?" Besok
Abang mau minta maaf."
"Hhhhmmmm makanya jangan
menilai orang dari masa lalunya, mungkin dulu dia jahat tapi kan bisa berubah
jadi baik,,"
"Bunda boleh deh sekarang boncengin Ruli
lagi kalau ketemu di jalan,!" Ujar Azka sambil nyengir.
"Bang,,, ketika kita berbuat baik
jangan pernah memandang siapa yang akan kita bantu, Abang liat tasbih ini
misalkan kita ada di kepala tasbih ini dan anggap saja biji-biji ini kebaikan
yang kita lakukan nah... Itu akan berputar terus kembali ke kita tanpa kita
tahu waktunya kapan kebaikan itu berbalik ke kepada kita. "Abang ingiet
waktu mobil abi mogok di pondok indah yang di belakang menara hijau, ada
seorang bapak-bapak yang tiba-tiba nolongin abi.!"
"Oh,. Iya Om Dandi ya,,!"
"Abi sama Bunda ngga kenal
sebelumnya dengan Om Dandi, tapi tiba-tiba dia mau anter abi untuk jemput
montir langganan nya di bengekel deket daerah pondok pinang!"
"Oh,, iya,, iya,,!"
"Teruslah berbuat baik kepada siapapun,
Bunda suka halaman samping dijadikan basecamp sama teman-teman Abang mereka
datang mau pinjam pompa ban atau pinjam kunci L atau kunci Inggris ,"
atau apa dan jangan minta bayaran. apalah arti yang seribu tapi Abang punya banyak teman,,"
"Iya,, iya,, itu bapaknya Rido
masa orang pinjem pompa aja bayar seribu!"
"Ssstttt sudah tidak usah ngomongin
orang!"
"Iya,,, Bun kemarin stang Doni miring
abang yang betulin tapi ngga minta upah?”
“Ya,, janganlah pokoknya sekarang
banyakin teman dan terus berbuat baik tanpa minta imbalan,
Senyum bahagia terpancar dari
wajahnya hiks rasanya ngga kebayang kalau sepeda merah hasil rakitannya sendiri
bakalan hilang. Sepeda yang dibeli dari tabungannya sendiri dan menjadi teman
setianya bermain.
Mudah-mudahan lewat peristiwa ini anakku bisa banyak mengerti
bahwa kebaikan akan terus menghampiri jika kita terus berbuat baik dan mungkin bisa waktunya tepat saat kita membutuhkan, ^^
Utie
085775866676
Menyentuh banget pelajaran buat Abang ini, Bund. Sampai ikut terbawa suasana pas sepeda Azka ditemukan. Sukses buat saya nangis...hehehe..
ReplyDeleteTerimakasih sudah berbagi. Salam kenal, Bund. :-)
Menyentuh banget pelajaran buat Abang ini, Bund. Sampai ikut terbawa suasana pas sepeda Azka ditemukan. Sukses buat saya nangis...hehehe..
ReplyDeleteTerimakasih sudah berbagi. Salam kenal, Bund. :-)
makasih mba farida sama2 salam kenal juga,,,,
Delete